Transisi Energi Hijau, Operasikan Boiler Biomassa

HEALT PROVIDER: PT Ajinomoto Indonesia merresmikan Biomass Boiler Ajinomoto di Mojokerto. Reformasi menjadi health provider, Ajinomoto resmikan boiler berbahan baku 100 persen biomassa.--

KORANRB.ID – Sektor industri menunjukkan komitmen melakukan transisi menuju energi hijau. Kali ini, produsen penyedap rasa PT Ajinomoto Indonesia mengoperasikan boiler berbahan bakar biomassa. Harapannya, langkah tersebut bisa menghapuskan penggunaan bahan bakar fosil dalam operasional perusahaan.

Presiden Direktur PT Ajinomoto Indonesia, Shinichi Matsumoto mengatakan, upaya tersebut merupakan bagian dari visi baru perusahaan sebagai penyedia kesehatan alias health provider di Indonesia. Fokus dari peran barunya bukan hanya kesehatan untuk masyarakat, namun juga untuk bumi. 

”Pada 2030, kami ingin memperpanjang harapan hidup untuk 1 miliar jiwa. Selain itu, kami juga ingin mengurangi dampak lingkungan hingga 60 persen,” ungkapnya dalam launching Health Provider di Mojokerto, Rabu (1/11).

BACA JUGA:Kemenlu Mulai Evakuasi WNI, Generator Utama 2 RS Terancam Mati, Desak Bubarkan PBB

Untuk mewujudkannya, pihaknya sudah melakukan kampanye bijak garam dengan subtitusi MSG. Namun, untuk langkah menyehatkan bumi, pihaknya berencana menekan emisi CO2. Salah satunya dengan rencana pengurangan konsumsi batu bara.

Langkah tersebut dimulai dengan mengoperasikan boiler uap untuk pabrik di Mojokerto. Pabrik yang menghasilkan produk MSG dan kaldu penyedap rasa itu benar-benar meninggalkan penggunaan batu bara untuk fasilitas boiler mereka. Bahan baku penggantinya adalah biomassa.

”Kami akan menggunakan pellet kayu, cangkang kelapa sawit, sekam padi, atau bahkan limbah kayu putih untuk boiler pabrik. Setiap hari kami butuh 130-150 ton untuk menghasilkan uap sebesar 30 ton per jam,” imbuh Direktur dan Deputi Factory Manager Ajinomoto Satria Gentur Pinandita.

BACA JUGA:Perobohan View Tower Tunggu Hasil Kajian

Dari penggunaan biomassa untuk boiler tersebut, pihaknya bisa mengurangi emisi karbon hingga 36,8 persen. Nantinya, pihaknya juga akan mengganti penggunaan batu bara untuk fasilitas cogeneratornya. Saat ini fasilitas tersebut masih menggunakan batu bara.

Deputi Direktur Pusat Industri Hijau Kementerian Perindustrian Achmad Taufik mengapresiasi upaya Ajinomoto dalam melakukan transisi energi hijau.

Yang menjadi bukti adalah pemberian Green Industry Award level 5 untuk perusahaan tersebut tahun lalu. ”Itu adalah level tertinggi yang bisa dicapai,” tegasnya.

BACA JUGA:SPDP Tsk Begal Geng Siap Tempur Diterima Jaksa

Direktur Ajinomoto Indonesia Samsul Bakhri menjelaskan, upaya yang dilakukan memang lebih ke arah perlindungan masa depan bumi. Namun, jika ada potensi untuk bisa masuk ke pasar bursa, dia mengaku tak akan menolak. Pihaknya kini sedang melakukan diskusi dengan Kemenperin mengenai teknis mengukur neraca karbon mereka.(bil/fal)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan