Sejarah Hari Raya Nyepi, Berawal dari Zaman India Kuno
Sejarah Hari Raya Nyepi. Foto: Ilustrasi/ fran sinatra/ koranrb.id--
Upacara ini dilakukan dengan cara meletakkan bunga dan dupa di tempat suci.
Setelah itu, upacara ngembak geni dilakukan, yaitu upacara pembakaran sesajen yang terdiri dari berbagai macam bahan, seperti kayu, daun dan bunga.
BACA JUGA:8 Manfaat Memperbanyak Istighfar di Bulan Ramadan, Salah Satunya Mendekatkan Diri kepada Allah
Upacara ini dilakukan dengan harapan agar semua hal buruk dapat dihilangkan dan semua hal baik dapat datang.
Nyepi adalah hari raya umat Hindu di Bali, Indonesia, yang merupakan hari diam atau hari keseharian tanpa suara.
Selama Nyepi, semua aktivitas dihentikan, termasuk transportasi umum, penjualan barang dan hiburan.
Petugas keamanan memang ditugaskan untuk menjaga keadaan agar tetap sepi dan menghormati tradisi ini.
BACA JUGA:Jelang Ramadan 2024, Simak Niat dan Doa Buka Puasa, Niat Salat Tarawih dan Witir
BACA JUGA:6 Khasiat Bunga Kencana Ungu Bagi Kesehatan, Boleh Dicoba Buktikan Sendiri
Pecalang adalah sebutan untuk petugas keamanan di Bali yang bertugas menjaga keamanan selama hari Nyepi.
Mereka biasanya berjaga-jaga di sekitar tempat-tempat ibadah dan tempat-tempat umum lainnya untuk mencegah gangguan selama hari suci tersebut.
Pecalang adalah istilah yang digunakan di Bali untuk merujuk pada polisi tradisional yang bertugas menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah pada tingkat banjar atau desa.
BACA JUGA:Ini 8 Tips Membimbing Anak-Anak Mengenal Ramadan, Bisa Kamu Coba!