Catat Tanggalnya! Hari Tanpa Bayangan, Matahari Tepat di Garis Khatulistiwa

CUACA: Prakirawan BMKG Stasiun Fatmawati Soekarno sedang melakukan pengecekan cuaca akibat keberadaan matahari yang sejajar dengan garis khatulistiwa. BELA/RB --

Namun, jika nanti tidak ada awal bisa juga nanti suhunya lebih meningkatkan suhunya. Jadi tergantung nanti awan di tanggal 23 Maret itu," jelas Fajar.

Fenomena tersebut merupakan fenomena normal, dengan begitu tidak perlu ditakuti.

Selain itu, tidak perlu dianggap sebagai fenomena luar biasa. Sebab hingga saat ini, juga belum terjadi suhu yang terlalu ekstrem.

BACA JUGA:Ramadan, Pendonor Darah Menurun 50 Persen

BACA JUGA:7 Anak Jalanan Ditertibkan Satpol PP, Usai Tes HIV, Dipulangkan Dinsos ke Orangtua

"Di tanggal 23 Maret itu, juga dijadikan hari meteorologi dunia," terangnya.

Untuk saat ini, Fajar mengatakan cuaca di Bengkulu cukup cerah dan berawan, seperti pada umumnya. 

Hal tersebut disebabkan karena adanya hujan berhari-hari yang terjadi sebelumnya, sehingga terjadinya tekanan rendah di wilayah selatan yang cukup aktif. 

"Itu yang menyebabkan banyak hujan di wilayah Bengkulu yang terjadi beberapa hari kemarin," tuturnya.

Tekanan rendah di wilayah Provinsi Bengkulu tersebut, hanya terjadi sekitar 2 hingga 3 hari. 

Setelahnya, ia akan menjauh dari Indonesia.  Selanjutnya ia akan menarik masa udara yang ada di Bengkulu ke arah Selatan. 

Namun, diperkirakan kondisi cuaca untuk beberapa hari ini, lebih cenderung cerah berawan.

"Tapi setelah tiga hari ini akan cerah berawan lagi. Seperti cuaca di Bengkulu pada umumnya, yakni hujan pada sore dan malam hari di wilayah pegunungan.

Itu penyebabnya kenapa tiba-tiba panas karena sebelumnya sempat hujan berhari-hari," ucapnya.

Adanya low atau tekanan rendah itu biasanya sering menyebabkan hujan-hujan meningkat di wilayah Provinsi Bengkulu karena posisinya di Samudra Hindia Barat Bengkulu. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan