Kebiasaan Kerokan, 'Obat Sakti' Orang Indonesia yang Bikin Orang Asing Heran
Bagi sebagian besar orang Indonesia, khususnya di Jawa, Sumatra, dan beberapa daerah lain, “kerokan” adalah solusi--
Kerokan dipercaya membantu mengeluarkan angin tersebut melalui pori-pori kulit, sehingga tubuh kembali bugar.
Meski belum ada bukti medis yang spesifik mendukung teori “angin keluar”, sebagian ilmuwan sepakat bahwa proses menggosok kulit dapat meningkatkan aliran darah lokal, memberikan efek hangat, dan merangsang saraf sensorik yang membantu tubuh merasa lebih rileks.
Terlepas dari penjelasan ilmiahnya, banyak orang Indonesia merasa keyakinan ini terbukti secara empiris.
BACA JUGA:BLT Kesra Digulirkan, 90 Ribu Warga Bengkulu Terima Manfaat
Menariknya, beberapa orang asing yang tinggal lama di Indonesia akhirnya mencoba kerokan demi membuktikan sendiri khasiatnya.
Banyak dari mereka terkejut karena sensasinya tidak seburuk tampak luarnya.
Ada yang mengatakan tubuh terasa lebih ringan dan hangat, ada pula yang justru ketagihan dan mulai melihat kerokan sebagai “perawatan tradisional yang wajib dicoba”.
Namun, ada juga orang asing yang tetap menganggap kebiasaan ini agak ekstrem.
Dalam beberapa budaya Barat, misalnya, meninggalkan tanda merah pada tubuh identik dengan hal negatif, sehingga kerokan tampak “mengkhawatirkan”.
Tidak sedikit yang bertanya-tanya mengapa orang Indonesia tidak memilih obat modern atau pergi ke dokter.
Jawabannya sederhana: kerokan itu murah, cepat, bisa dilakukan di rumah, dan sudah dipercaya turun-temurun.
BACA JUGA:Mitos Nenek Penunggu Batu Meja di Bukit Lughor! Berikut 3 Kisah Angker dengan Dua Harimau Pengawal
Selain itu, ritual kerokan juga sering dilakukan dengan sentuhan keakraban seorang ibu mengeroki anaknya, pasangan saling membantu, atau teman kos saling menawarkan ketika salah satu merasa tidak enak badan.
Di situ muncul nuansa kebersamaan yang tidak ditemukan pada pengobatan modern.
Keunikan kerokan bukan hanya terletak pada prosesnya, tetapi juga pada makna budayanya.