Ratusan Rumah Terdampak Bencana Erosi, Siap-Siap Perkim Rencanakan Relokasi
EROSI: Salah satu rumah warga di Kecamatan Lubuk Pinang yang menunggu waktu untuk jatuh ke sungai Air Manjunto--FOTO: Firmansyah.Koranrb.Id
MUKOMUKO,KORANRB.ID – Berkaitan dampak erosi sungai yang kerap terjadi di Mukomuko, dan menyebab rumah warga di bantaran sungai harus ambruk masuk ke dalam Sungai, jadi perhatian serius Pemkab Mukomuko melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Perkim).
Sudah ada rencana merelokasi bangunan rumah di bantaran sungai yang tersebar di beberapa titik rawan erosi. Hal ini disampaikan Kepala dinas Perkim Mukomuko Suryanto M.Si.
Relokasi rumah warga yang ada di sepadan sungai ini dinilai sangat penting. Sebab perumahan di sepadan sungai, sangat membahayakan pemiliknya. Yang bisa menjadi korban longsor maupun banjir akibat luapan air sungai kapan saja.
BACA JUGA:Mulai Disuntikan, 1.000 Dosis Vaksin Ngorok Sasaran Wilayah Ini di Kabupaten Kaur
BACA JUGA:Anggaran Cuci Siring PUPR Kepahiang Tembus Rp1 Miliar, Sejatinya Tak Ada Jalan Tergenang
“Kami sedang melakukan pendataan lahan potensial, untuk relokasi perumahan yang berada di lokasi rawan bencana. Dimana pendataan ini bagian dari program lanjutan kami ditahun sebelumnya,” terangnya.
Suryanto menambahkan, pendataan lahan potensial untuk relokasi perumahan warga di sepadan sungai, terkait dengan standar pelayanan minimum (SPM).
Jika ada rumah warga yang terdampak longsor dan terancam masuk sungai. Otomatis pemerintah akan mengusahakan rumah tersebut untuk dipindahkan atau relokasi ke lahan potensial.
Dimana Program yang dijalankan ini merupakan bagian dari program penanganan bencana. Namun dilakukan penanganan terkait perumahannya, bukan menangani bencana banjir dan longsor.
BACA JUGA:PUPR Mukomuko Akan Terima DAK Sanitasi Rp13,6 Miliar, Ini Rincian Peruntukkan
BACA JUGA:SKD CPNS Pemprov Bengkulu Dimulai, Gunawan: Hasil Tes Langsung dapat Dilihat
"Yang pastinya kami data dulu, dan persiapkan dulu calon lokasi relokasi. Tinggal lagi menunggu persetujuan anggaran. Sebab anggaran yang ada dinas saat ini hanya untuk pendataan rumah dan lahan potensial untuk relokasi perumahan warga. Tidak ada anggaran pembebasan lahan apalagi pembangunan perumahan," ujarnya.
Suryanto juga menjelaskan, sebanyak 365 rumah warga yang tersebar di 13 desa di Mukomuko ini masuk ke daerah rawan bencana longsor karena erosi sungai dan banjir.
Dari 365 rumah yang terkatagori rawan banjir tersebut, sebanyak 90 rumah di Desa Tanjung Alai, 50 rumah di Desa Lubuk Saung, 100 rumah di Desa Air Buluh, dan 55 rumah di Desa Sungai Gading.