Ada Beras di Balik Inflasi
Nelse Trivianita--Ist/rb
Oleh: Nelse Trivianita
Mantan Presiden Amerika, Ronald Wilson Reager mengatakan, “Inflation is as violent as a mugger, as frightening as an armed robber and as deadly as a hit man”. Kurang lebih begitulah pentingnya inflasi sehingga mendapatkan perhatian penuh dari pemerintah. Dampak dari inflasi cukup luas, termasuk pada pertumbuhan ekonomi, persoalan pengangguran, hingga kemiskinan.
Sebenarnya inflasi tidak selalu berdampak buruk, tetapi inflasi harus dikendalikan. Di satu sisi, inflasi menjadi insentif untuk produsen, yang membuat pengusaha akan meningkatkan produksinya dan menumbuhkan kesempatan kerja baru. Sedangkan di sisi lain, inflasi dapat mendorong penurunan daya beli dan mendorong melebarnya ketimpangan ekonomi dalam masyarakat, dan yang paling sederhananya yaitu membuat masyarakat harus merogoh kocek lebih dalam untuk membeli suatu barang yang harganya terus mengalami kenaikan.
BACA JUGA:Kejar Tayang 3 Proyek Strategis Nasional, Maksimalkan Dua Pelabuhan Enggano
Inflasi sendiri merupakan kenaikan harga barang dan jasa (kebutuhan pokok masyarakat) secara umum. Tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK), membandingkan nilai konsumsi bulan berjalan terhadap nilai konsumsi tahun dasar. Untuk penghitungan inflasi tahun 2023 tahun dasarnya adalah tahun 2018, sedangkan mulai tahun 2024 tahun dasarnya adalah tahun 2022. Inflasi diumumkan ke publik setiap awal bulan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Berdasarkan data BPS, pada Desember 2023, Inflasi tahun ke tahun atau y-o-y (Desember 2023 terhadap Desember 2022) Kota Bengkulu sebesar 3,09 persen, sedangkan inflasi bulan ke bulan atau m-t-m (Desember 2023 terhadap November 2023) Kota Bengkulu sebesar 0,24 persen.
BACA JUGA:Selama 2023, 14.854 Warga Dikeluarkan dari DTKS
Penyebab utama inflasi di suatu kota dapat dilihat dari komoditas mana yang memberikan andil besar. Andil inflasi menunjukkan peran suatu komoditas/subkelompok/ kelompok terhadap inflasi umum. Besarnya nilai perubahan indeks (inflasi/deflasi) yang terjadi setiap bulan sesungguhnya merupakan gabungan sumbangan atau andil dari jenis barang/jasa yang mengalami fluktuasi harga pada bulan yang bersangkutan. Berdasarkan rilis BPS tanggal 2 Januari 2024, Tiga kelompok yang memberikan andil terbesar untuk inflasi y-o-y Bulan Desember yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau; kelompok transportasi; dan kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya.
BACA JUGA:Minta PUPR Turun Tangan, Wabup: Sebelum Desa Tenggelam
Tiga kelompok yang memberikan andil terbesar untuk inflasi m-t-m Bulan Desember yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya. Dapat kita lihat bahwa baik pada inflasi y-o-y maupun m-t-m pada bulan Desember, yang memberikan andil terbesar yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,69 persen pada inflasi y-o-y dan 0,20 persen pada inflasi m-t-m. Adapun komoditas yang menjadi penyebab terbesar inflasi y-o-y pada bulan Desember adalah beras.
Mengupas lebih jauh tentang Inflasi di Bengkulu, Inflasi m-t-m tertinggi pada tahun 2023 terjadi pada bulan Januari sebesar 0,62 persen. Pemicu inflasi pada bulan Januari 2023 ini disebabkan oleh naiknya harga rokok kretek filter, beras, sepeda motor, dan mie. Sepanjang tahun 2023, Bengkulu tidak hanya mengalami inflasi tetapi juga deflasi. Deflasi m-t-m terdalam pada tahun 2023 terjadi pada bulan Agustus sebesar 0,07 persen. Deflasi yang terjadi pada bulan ini terutama disebabkan oleh turunnya harga daging ayam ras, bawang merah, dan cabai merah. Bila kita melihat series data BPS sepanjang tahun 2023, terdapat 2 komoditas yang paling sering menyumbang inflasi secara bulanan (m-t-m) sepanjang tahun 2023 yaitu beras dan rokok kretek filter yang menyumbang selama 9 bulan.
BACA JUGA:Kucurkan Rp 15 Miliar Untuk PDAM Seluma
Lebih jauh lagi, di antara kedua komoditas ini, beras memiliki pengaruh yang jauh lebih besar terhadap inflasi Kota Bengkulu dibandingkan rokok kretek filter. Misalnya saja pada bulan Desember 2023, beras menyebabkan inflasi y-o-y sebesar 0,74 persen sedangkan rokok sebesar 0,38 persen. Dari angka tersebut dapat kita lihat bahwa beras menyumbangkan inflasi dua kali lipat dibandingkan rokok kretek filter pada bulan Desember 2023.
Terus-menerus naiknya harga beras tentunya perlu mendapat perhatian lebih dari pemerintah. Perlu dikaji lebih jauh apa penyebab harga beras terus mengalami kenaikan, bahkan selama 9 dari 12 bulan. Beras merupakan kebutuhan pokok masyarakat, sehingga bila terus mengalami kenaikan harga akan menyebabkan masalah yang lebih besar. Yang jelas masyarakat harus merogoh kocek lebih dalam untuk membeli beras karena setinggi apapun harganya, mau tidak mau masyarakat tetap harus membeli. Badan Pusat Statistik mencatat, harga beras mengalami kenaikan tidak hanya di tingkat konsumen, tetapi juga di tingkat penggilingan. Karena konsumsi terhadap komoditas ini tinggi, maka sekecil apapun kenaikan harganya akan memberikan andil kepada inflasi.
BACA JUGA:Kemenag Keluarkan Rencana Perjalanan Haji 2024, Ini Jadwalnya