Langkah Ratno berupaya melakukan mediasi tersebut untuk mencegah terjadinya keributan di desanya.
Pasalnya kelompok mahasiswa yang mengaku sebagai korban tersebut berniat datang ke desa.
“Maka menghindari hal yang tidak diinginkan, kita melakukan mediasi. Namun memang belum ada tercapai kesepakatan,” terangnya.
BACA JUGA:7 Alasan dan Peluang Mengapa Harus Berinvestasi di Bengkulu, Simak Penjelasannya
Sementara itu Lola salah satu korban yang juga berstatus mahasiswi ini mengaku jika anggota investasi yang dibuka Na hampir 400 orang.
Mereka juga menyetorkan uang investasi yang bervariasi dengan janji bunga 10 persen per hari.
“Bahkan ada yang dari luar Kota Bengkulu. Paling besar seingat saya ada lebih menginvestasikan uang lebih dari Rp 100 Juta,” terangnya.
Anggota investasi yang dibuka Na terus bertambah lantaran mulanya beberapa rekan korban benar-benar mendapatkan keuntungan dari setoran dana.
BACA JUGA:2 Abad Traktat London, Jajaki Peluang Investasi di Bengkulu
BACA JUGA:Tarik Investor dari China Tanam Investasi di Bengkulu Selatan
Mereka yang menyetorkan dana Rp 1 Juta dan jika akan menarik uang keesokan harinya akan diberikan Rp 1,1 Juta.
“Bahkan sebagian besar menarik uang dan menyerahkan kembali sebagai modal investasi, bahkan menambah lagi uangnya,” terangnya.
Namun saat jumlah peserta investasi meningkat dan angka modal pokok yang diserahkan pada Na semakin besar, pembayaran mulai tersendat.
“Hingga satu bulan sebelum Idul Fitri kami (Korban, red) benar-benar tidak bisa menghubungi Na. Sedangkan sudah banyak yang berjanji akan menarik uang untuk kebutuhan lebaran,” terangnya.
BACA JUGA:Dijamin Tak Akan Rugi, Ini Beberapa Alasan Kamu Harus Mulai Investasi Emas