Traktat London
Selama ratusan tahun masa keberadaan Inggris di Bengkulu terdapat pasang surut hubungan yang terjadi dengan berbagai kerajaan kecil di Bengkulu.
Ketidakpuasan terhadap kebijakan yang diambil oleh Inggris dan merugikan masyarakat Bengkulu telah menyebabkan konflik dan pertentangan, salah satunya yang menyebabkan perlawanan penyerangan pembunuhan atas Residen Bengkulu Thomas Parr pada tahun 1807 sebuah peristiwa yang dikenang dalam sejarah Bengkulu dan menggemparkan Inggris dimasanya.
Inggris akhirnya membuat tugu peringatan atas kematian Thomas Parr yang masih berdiri sampai saat ini.
Sejak dilaksanakannya Perjanjian London / Traktat London (treaty of London) yang ditandatangani pada 17 maret 1824, menyebutkan penyerahan wilayah Bengkulu kepada Belanda, dengan imbalannya semenanjung Malaka sekaligus penegasan atas kepemilikan Tumasik/ Singapura dan Pulau Belitung).
Sejak perjanjian itu Bengkulu menjadi bagian dari Hindia Belanda, tetapi jejak sejarah selama sekitar 140 tahun keberadaan Inggris di Bengkulu telah menjadi sebuah catatan tersendiri dalam kehidupan masyarakat di Bengkulu yang akan dikenang dalam catatan sejarah.
Keberadaan Inggris di Bengkulu merupakan bagian perjalanan sejarah yang tidak bisa dilepaskan.
Kita memaknai sejarah sebagai sebuah ritme dentang kehidupan dalam zona waktu yang telah berlalu.
Kita juga akan terus memaknai sejarah sebagai sebuah pelajaran dalam mengambil keputusan untuk masa depan.
Sejarah panjang yang telah memiliki efek domino pada tata kehidupan kita yang telah ada dan berkembang sampai sekarang, belajar dari masa lalu mengenai berbagai kebaikan dan kearifan yang sudah pernah ada untuk dipertahankan dan menghindari setiap kesalahan yang pernah dilakukan sehingga tidak terjadi lagi dimasa depan.
Peninggalan Sejarah Bengkulu
Dalam masa pendudukan Inggris selama sekitar 140 tahun telah meninggalkan banyak siitus peninggalan yang telah memberikan keunikan terhadap daerah Bengkulu.
Inggris pada masa koloninya di Bengkulu telah membangun setidaknya tiga benteng yaitu Benteng York, Benteng Anne di Mukomuko dan Benteng Marlborough di kota Bengkulu, satu-satunya daerah yang dimana Inggris membangun tiga benteng.
Benteng Marlborough saat ini yang masih berdiri kokoh sejak selesai dibangun pada 1719 dan menjadi salah satu bukti sejarah kependudukan Inggris di Bengkulu selain Rumah Raffles yang sekarang menjadi kediaman resmi Gubernur Bengkulu dengan nama Balai Raya Semarak Bengkulu.
Peninggalan benteng Marlborough sebagai peninggalan sejarah inggris terbesar di Asia Timur membuktikan keseriusan Inggris dalam menjadikan Bengkulu sebagai koloninya dengan harapan yang besar dan rasa optimisme untuk masa depan yang menguntungkan.
Bangunan dengan denah berbentuk Kura-kura yang awalnya berfungsi sebagai Benteng pertahanan, pergudangan dan perkantoran ini memiliki sejarah panjang sampai akhirnya menjadi situs cagar budaya di Bengkulu.