KORANRB.ID - Kuil Shaolin, yang terletak di kaki Gunung Song di provinsi Henan, Tiongkok, didirikan pada tahun 495 Masehi pada masa Dinasti Wei Utara.
Kuil ini dibangun atas perintah Kaisar Xiaowen sebagai tempat tinggal bagi Biksu Budha dari India, Batuo (juga dikenal sebagai Fotuo), yang datang ke Tiongkok untuk menyebarkan ajaran Buddha.
Tokoh penting dalam sejarah Shaolin adalah Bodhidharma, seorang biksu Buddha India yang diyakini datang ke Kuil Shaolin sekitar tahun 527 Masehi.
Bodhidharma dianggap sebagai pendiri aliran Chan (Zen) dalam Buddhisme Tiongkok.
Menurut legenda, ia juga memperkenalkan serangkaian latihan fisik yang kemudian berkembang menjadi dasar dari seni bela diri Shaolin. Latihan ini dirancang untuk meningkatkan kekuatan fisik dan kesehatan para biksu, serta membantu mereka dalam meditasi.
BACA JUGA:Trimester III Merupakan Puncak Masa Kehamilan, Ini yang Harus Dilakukan Suami Siaga
Seni bela diri Shaolin mulai berkembang secara signifikan pada masa Dinasti Tang (618-907 Masehi). Selama periode ini, para biksu Shaolin dikenal karena keahlian mereka dalam bela diri dan sering diminta oleh pemerintah untuk membantu dalam konflik militer.
Pada tahun 618, tiga belas biksu Shaolin terkenal membantu Li Shimin, yang kemudian menjadi Kaisar Taizong dari Tang, dalam mengalahkan musuh-musuhnya. Sebagai imbalannya, kaisar memberikan kuil berbagai hak istimewa dan tanah.
Selama Dinasti Ming (1368-1644), seni bela diri Shaolin mencapai puncak kejayaannya. Banyak teks dan manual seni bela diri ditulis pada periode ini, mengkodifikasi berbagai teknik dan filosofi yang diajarkan di Shaolin.
Namun, pada masa Dinasti Qing (1644-1912), Kuil Shaolin mengalami banyak tantangan. Pemerintah Qing yang berusaha menekan segala bentuk pemberontakan, sering kali mencurigai kegiatan di kuil dan beberapa kali menyerang dan membakar kuil tersebut.
BACA JUGA:Selain Atasi Ejakulasi Dini, Ini Manfaat dan Cara Melakukan Senam Kegel
Setelah periode kemunduran, Kuil Shaolin mengalami kebangkitan kembali pada abad ke-20.
Pada tahun 1980-an, pemerintah Tiongkok mulai mempromosikan Shaolin sebagai simbol warisan budaya dan daya tarik wisata.
Kuil ini dibangun kembali, dan seni bela diri Shaolin mulai dikenal secara internasional.
Saat ini, Kuil Shaolin tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah dan pelatihan seni bela diri, tetapi juga sebagai destinasi wisata dan pusat budaya yang menarik pengunjung dari seluruh dunia.
Seni bela diri Shaolin telah mempengaruhi banyak aspek budaya populer, termasuk film, televisi, dan literatur.
Film-film seperti "Shaolin Temple" yang dibintangi oleh Jet Li pada tahun 1982, membawa perhatian global pada keahlian bela diri Shaolin.
BACA JUGA:Kesukaannya Anak-anak, Resep Brokoli Saus Tiram dan Tim Telur
Selain itu, banyak sekolah bela diri di seluruh dunia yang mengajarkan teknik-teknik Shaolin, menjadikan warisan Shaolin sebagai bagian penting dari budaya bela diri internasional.
Sejarah Shaolin adalah cerminan dari perpaduan antara spiritualitas dan seni bela diri.
Dari awal yang sederhana sebagai tempat perlindungan spiritual, Kuil Shaolin telah berkembang menjadi ikon budaya global yang melambangkan kekuatan, disiplin, dan kebijaksanaan.
Melalui pengaruhnya yang luas dalam budaya dan seni bela diri, Shaolin terus menjadi simbol penting dari warisan Tiongkok yang kaya dan beragam. (*)