Lantas, terdeteksi kembali di Bali. Dia mengatakan, petugas berhasil menangkap di sebuah apartemen di Bali.
Saat ditangkap pelaku mengaku bernama Sulaiman. Namun, tidak bisa berbahasa Indonesia.
"Mengakunya bisu dan tulis kalau sedang beraktivitas di luar," jelasnya.
Bersamaan dengan buronan ini disita KTP dan KK asli tapi palsu. Saat ini petugas sedang mendalami bagaimana pelaku bisa mendapatkan kartu identitas Indonesia tersebut.
"Mencegah buronan itu perlu kerjasama semua pihak. Tidak hanya polisi," terangnya.
Sementara Secretary General of The Office of Narcotics Board Thailand Letjen Police Phanurat Lukboon menuturkan bahwa Chaowalit ini merupakan pimpinan sindikat narkotika di Thailand.
Dikenal sangat susah ditangkap karena biasa menyebar uang ke masyarakat kampungnya.
"Untuk mendapatkan simpati dari masyarakat. Dilindungi kalau mau ditangkap polisi," ujarnya.
Setelah keberhasilan penangkapan terhadap Chaowalit, pemerintah Thailand akan membongkar aktor intelektual yang membantu pelarian dari buronan tersebut.
"Pasti kami tangkap semua," jelasnya.
Dia juga mengucapkan terima kasih atas bantuan dari kepolisian Indonesia.
Dengan kerjasama yang apik untuk menangkap buronan dari negaranya.
"Memang ini kejahatan lintas negara, tidak bisa hanya ditangani satu negara. Terima kasih banyak untuk Polri," terangnya.
Sementara Direktur Tindak Pidana Narkotika (Dirtipid Narkotika) Bareskrim Brigjen Mukti Juharsa mengatakan, ini merupakan kerjasama yang diharapkan mampu mendorong penangkapan terhadap bandar kakap Fredy Pratama.
Tentu dengan Polri yang telah membantu penangkapan buronan Thailand diharapkan Fredy Pratama juga ditangkap dan dikirim ke Indonesia.
"Ini saling membantu, tentunya diharapkan kami juga dibantu," tegasnya. (**)