Prosesnya biasanya lebih sederhana dibandingkan naturalisasi karena banyak negara memiliki undang-undang yang memungkinkan anak atau cucu dari warga negara mereka untuk mendapatkan kewarganegaraan, meskipun lahir di luar negeri.
Adapun prosenya yakni pemain harus menunjukkan dokumen yang membuktikan hubungan keluarga mereka dengan negara tersebut.
BACA JUGA:Ini Peran Penting Kecanggihan Alutsista di Politik Global, dan Negara Yang Memimpin Dunia
BACA JUGA:8 Negara Dengan Teknologi Konstruksi Terdepan di Dunia, Berikut Ini Penjelasannya
Proses administratif untuk mendapatkan kewarganegaraan biasanya lebih cepat dan kurang kompleks daripada naturalisasi penuh.
Pemain keturunan sering kali memilih untuk bermain bagi negara asal leluhur mereka karena beberapa alasan:
- Rasa Kebanggaan
Pemain merasa bangga dan memiliki ikatan emosional dengan negara asal keluarga mereka.
- Kesempatan Bermain
Persaingan untuk tempat di tim nasional mungkin lebih rendah, memberikan pemain lebih banyak peluang untuk bermain di tingkat internasional.
- Keluarga dan Budaya
Pemain memiliki hubungan yang kuat dengan budaya dan keluarga di negara tersebut, sehingga merasa termotivasi untuk mewakili negara tersebut di arena internasional.
BACA JUGA:3 Sunnah Yang Harus Diketahui Saat Berkurban di Hari Raya Idul Adha
BACA JUGA: Kaya Akan Nutrisi, Ini Manfaat 'Biji' Kambing Jantan untuk Kesehatan, Terutama Vitalitas Seksual
Contohnya Sandy Walsh dan Jordi Amat adalah contoh pemain keturunan yang memperkuat Timnas Indonesia.
Walsh lahir di Belgia dan Amat di Spanyol, namun keduanya memiliki darah Indonesia melalui orang tua mereka.