Sementara itu, Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) Kementrian Agama wilayah Bengkulu, Intihan, menyampaikan, bahwa saat ini jamaah haji tengah melaksanakan lempar Jumrol Ula, Wustha dan Aqabah akan berikhir pada 13 Dzulhijah 1445 Hijiriah bertepatan pada Kamis, 20 Juni 2024 masih cukup panjang.
“Jamaah harus memberi tahu kondisi kesehatan, dan petugas juga harus sigap dan tanggap. Rangkaian haji masih cukup panjang,” ungkap Intihan.
Intihan menjelaskan, bahwa kondisi fisik yang mumpuni oleh para jamaah masih dibutuhkan hingga Nafar Awal dan Nafar Sani.
“Samapai Nafar Awal dan Sani, masih dibutuhkan kesehatan yang optimal,” ungkap Intihan.
Intihan juga menerangkan, pihaknya dan tim Nakes dan lainnya tetap memantau dan mengarahkan jamaah haji Bengkulu.
Yang tergabung dalam sektor 3 padang, untuk melakukan cek kesehatan pada beberapa waktu.
“Tetap ada waktunya untuk periksa kesehatan,” ungkap Intihan.
Sedikit mengulas, bahwa pada 17 Juni 2024 mulai menjalani rangkaian ibadah melempar jumrah sughra (Ula), Wustha, di Mina. Sebelumnya, para jemaah haji melakukan lontar jumrah Aqobah, namun terdapat beberapa kloter melakukan nafar awal dan akan kembali ke hotel pada 12 Dzulhijah 1445 Hijiriah.
“Untuk kegiatan hari ini (Kemarin, red) jemaah haji masih di Mina sampai 13 Zulhijah. Kemarin (Kemarin lusa, red), jemaah melontar jumrah aqobah dan hari ini (Kemarin red) juga jamaah melakukan jumrah Sughra (Ula), Wustha. Dan ada beberapa kloter melakukan nafar awal kembali ke hotel tanggal 12 Dzulhijah,” sampai tim Pelayanan Konsumsi Jemaah Haji Bengkulu, Gevie Yulita melalui via seluler, Senin, 17 Juni 2024.
Gevie mengatakan, bahwa rangkaian ibadah haji dari Bengkulu, hingga saat ini masih berjalan lancar.
Tidak terdapat kendala yang berarti. Hanya saja beberapa jemaah dikarenakan sudah berumur sering mengeluhkan kendala kesehatan ringan.
Namun kendala tersebut diatasi sigap dan cepat oleh tim tenaga kesehatan baik tenaga kesehatan kloter maupun tenaga kesehatan sektor.
“Saat ini masih lancer. Kita selalu memantau kesehatan dari para jemaah. Karena, baik di kloter maupun sektor itu memiliki tenaga kesehatan,” terang Gevie.