Memilih Pemimpin: Antara Tokoh dan Partai

Kamis 25 Jul 2024 - 09:59 WIB
Reporter : Fazlul Rahman
Editor : Fazlul Rahman

Opini oleh : Syaiful Anwar.AB.(Dosen UNIHAZ Bengkulu)

Memilih pemimpin masa depan antara tokoh dan partai. Artinya, kita memilih pemimpin dasarnya apa? Apakah kita memilih tokoh atau ketokohan? Dilain pihak, kita pilih partai apa orangnya?

Pertanyaan-pertanyaan ini sering muncul di Tengah-tengah Masyarakat kita! Sekarang siapa yang disebut tokoh? Atau ditokohkan?

Keputusan memilih adalah Pertama, soal kata hati atau dengan istilah lain pilihan berdasarkan hati Nurani, ini adalah dasar memilih yang paling dalam, dan tak dapat diduga serta dipaksakan!

Kedua, pilihan berdasarkan ketokohan yaitu pilihan berdasarkan ke tokohan seseorang. Ketokohan seseorang dapat diciptakan berdasarkan rekam jejak seseorang.

BACA JUGA:2 Pemuda Bengkulu Selatan Tewas di Depan Rumah Makan, Diduga Berkelahi

BACA JUGA:Bikin Keren, Kenali Jenis dan Cara Terbaik Rawat Pelek Mobil

Rekam jejak dapat ditelusuri melalui aktivitasnya kemasyarakatannya di Tengah-tengah khalayak.

Kemudian, ketokohan dapat juga tercipta melalui aktivitas keorganisasian seseorang atau investasi sosialnya sudah cukup tinggi. 

Ketiga, ketokohan itu dilihat dari aktivitas yang bersangkutan dalam organisasi partai politik. Apakah yang bersangkutan merupakan orang yang setia dengan partainya atau dengan kata lain dia tidak begitu mudahnya pindah partai!

Ke empat, ketokohan dapat tercipta karena kecerdasan, kepintarannya dan biasanya tokoh ini berasal dari kampus! Ke lima, ketokohan bisa diperoleh dari keturunan, bisa jadi yang bersangkutan keturunan demang, pasirah, raja-raja, sutan-sutan yang berdarah biru.

BACA JUGA:Ini Bahaya Praktik Ilegal Penjualan Darah, Serta 5 Negara yang Pernah Memiliki Catatan Hitam

BACA JUGA:Ini 7 Kota Besar Terbersih di Indonesia, Cek Kota Anda

Ke enam, ketokohan bisa tercipta karena saudagar kaya zaman dulu, yang mempunyai rekam jejak investasi social tinggi. Ke tujuh, ketokohan bisa diperoleh dari kesalehan yang bersangkutan, contoh ulama yang lurus. Dan mempunyai investasi social tinggi pula. 

Sekarang, pertanyaan berikutnya adalah seberapa besar poengaruh partai terhadap ketokohan seseorang? Murnikah ketokohannya akibat menjadi anggota pa rtai? Berdasarkan pengamatan sementara, sangat sedikit orang menjadi tokoh murni sebagai anggota partai.

Kategori :