KORANRB.ID – Pengaliran gas bumi melalui pipa transmisi gas bumi Cirebon–Semarang tahap I (Cisem I) ke Kawasan Industri Kendal (KIK), Jawa Tengah (Jateng), dilakukan akhir pekan lalu. Dengan mengalirnya gas di pipa Cisem I, industri-industri di KIK dapat menikmati penurunan harga gas.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji menyebut pengaliran tersebut sebagai permulaan sebelum ke lima industri. Setelah di Kendal, selanjutnya gas dari pipa Cisem I juga mengalir ke Kawasan Industri Terpadu Batang setelah diselesaikannya pembangunan offtake station Batang pada akhir November 2023.
’’Pipa Cisem adalah proyek strategis nasional (PSN) dan merupakan terobosan karena dibangun langsung oleh Kementerian ESDM melalui pembiayaan APBN,’’ ujarnya di Kendal, Jateng, Sabtu (18/11).
BACA JUGA:Kemenaker Belum Terima Laporan Soal Upah Minimum 2024
Berkat peran langsung pemerintah itu, toll fee atau biaya pengangkutan melalui pipa gas Cisem I bisa lebih rendah. Penetapannya akan dilakukan BPH Migas. Jadi, industri di KIK bakal mendapatkan harga gas yang lebih murah. Diharapkan, produktivitas dan daya saing meningkat serta terjadi peningkatan investasi dan penyerapan tenaga kerja bagi rakyat.
’’Sebagai contoh, salah satu industri di Kawasan Industri Kendal ini langsung dapat menikmati penurunan harga gas yang menarik dengan pengaliran gas melalui pipa Cisem I. Pengaliran gas kali ini masih permulaan untuk lima industri dan akan terus meningkat,’’ bebernya.
Proyeksi potensi industri yang dapat menggunakan gas dari Cisem I di Kendal dan Batang sekitar 40 industri. Jalur itu juga bakal memberikan nilai tambah bagi masyarakat melalui gas untuk rumah tangga.
’’Setelah selesainya pipa Cisem tahap I, diharapkan terdapat potensi gas untuk jaringan gas (jargas) minimal 5 MMSCFD atau sekitar 300 ribu rumah tangga. Khusus Kendal, terdapat potensi jargas sekitar 10 ribu rumah tangga,’’ ungkapnya.
BACA JUGA:Puncak HUT Provinsi Bengkulu Spektakuler
Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Harry Sidharta menuturkan, guna mendukung pengaliran gas pipa Cisem I, perseroan membangun jalur gas yang mengalirkan gas dari pipa Cisem I ke KIK.
’’Kami menaruh perhatian besar terhadap penyelesaian jaringan pipa ini karena dapat memenuhi kebutuhan energi gas bumi yang andal bagi penggunanya di KIK,’’ katanya.
Pengaliran gas Cisem I merupakan milestone penting dalam pengembangan industri gas bumi nasional karena dilanjutkan dengan pembangunan pipa Cisem tahap II ruas Batang hingga Kandanghaur Timur, Cirebon, pada tahun depan. Kemudian, juga akan dibangun ruas Dumai–Sei Mangkei dengan panjang 400 km. Jika proyek tersebut rampung, pipa transmisi gas dari Sumatera ke Jawa akan terintegrasi penuh.
Terhubungnya pipa Sumatera–Jawa bakal mendorong peningkatan konsumsi dalam negeri dan pengurangan ekspor gas. Itulah bagian dari road map kebijakan transisi energi. Yakni, gas bumi berperan sebagai ”energi transisi” atau bridging fuel.(dee/c14/dio)