Maka dari itu penambahan Rabies Center dapat menjadi salah satu solusi menanggani permasalah rabies,” terangnya.
Dengan pembentukan dua Rabies Center baru ini, Ruli memastikan bahwa ketersediaan vaksinasi akan selalu tersedia difasilitas pelayanan kesehatan tersebut.
Selain itu, Rabies Center baru ini, direncanakan juga dilengkapi dengan petugas kesehatan khusus yang memiliki keahlian, serta memiliki pengalaman rutin mengikuti penanganan rabies di daerah yang rawan kasus gigitan HPR.
“Untuk vaksin rabies dan petugas khusus menangani pasien terkana gigitan HPR, kami pastikan selalu standby. Sehingga bila ada kedaan darurat petugas bisa langsung menanganinya,” ujarnya.
BACA JUGA:Dukung APH Ambil Alih TGR Sekretariat DPRD Kepahiang
Kemudian juga Ruli mengungkapkan, jumlah kasus gigitan HPR, seperti anjing, kucing, dan monyet di Kabupaten Mukomuko terus bertambah, mencapai 69 kasus hingga saat ini, naik dari 62 kasus sebelumnya.
"Dari 69 kasus gigitan HPR tersebut, kasus tertinggi tercatat pada Januari 2024 dengan 16 kasus, diikuti oleh Februari dengan 12 kasus, Maret 13 kasus, April 10 kasus, Mei 3 kasus, Juni 8 kasus, dan Juli 7 kasus,"sampainya.
Dikatakan Ruri, peningkatan jumlah kasus gigitan ini disebabkan oleh rendahnya kesadaran masyarakat dalam mewaspadai hewan-hewan penular rabies.
Maka dari itu masyarakat Mukomuko khususnya, agar dapat untuk lebih berhati-hati dan menghindari faktor-faktor yang dapat memicu gigitan, seperti mengganggu hewan tersebut saat mereka sedang beristirahat atau berkelahi.
"Dengan penambahan Rabies Center ini, diharapkan penanganan kasus gigitan hewan penular rabies dapat lebih cepat dan tepat, sehingga mengurangi risiko fatal yang disebabkan oleh rabies," tandasnya.