Budidaya jamur tiram jangkos sawit ini membutuhkan bahan dasar seperti serbuk gergaji, tepung jagung, dedak halus, dan kapur. Jamurnya selalu tumbuh secara bergantian, setiap pagi dan sore hari harus disiram menggunakan air. Dan setiap tiga hari sekali dapat dipanen.
BACA JUGA: Realisasi Peremajaan Kelapa Sawit Kabupaten Mukomuko Sudah 2.315 Hektare
BACA JUGA:922 Honda Mukomuko Terima SK dan Pembayaran Gaji 2 Bulan
Meskipun begitu, Seno mengaku masih sering mendapati kendala. Seperti jamurnya tidak dapat tumbuh dan akhirnya mengalami gagal panen.
“Kendalanya ketika ada jamur yang tidak jadi. Mungkin ada yang kurang ditahap sterilisasi. Sehingga jamurnya tidak bisa tumbuh dan akhirnya mengalami kemacetan panen. Harus dilakukan penggantian batlog kembali,” ungkapnya.
Lanjutnya, ke depan, ia berharap bisa mempromosikan jamur tiram media jangkos sawit ini sesuai tren zaman sekarang. Yakni dengan memanfaatkan platform digital agar pemasarannya semakin meluas.
“Saya berharap agar dapat mempromosikan jamur sawit ini secara lebih masif dengan memanfaatkan platform digital. Seperti jamur kriuk yang memiliki beragam rasa,” pungkasnya