“Pemasangan bronjong ini dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Rejang Lebong, yang memiliki keahlian dan kewenangan dalam melakukan pekerjaan tersebut,” ungkap Salahuddin.
Diakui Salahuddin, putusnya jembatan ini tidak hanya mempengaruhi transportasi fisik, tetapi juga memiliki dampak sosial dan ekonomi yang lebih luas.
Masyarakat yang tinggal di kedua sisi jembatan sangat bergantung pada jalur tersebut untuk mengangkut hasil pertanian mereka ke pasar. Dengan terputusnya akses ini, banyak petani yang mengalami kesulitan dalam menjual produk mereka, yang berdampak pada pendapatan dan ekonomi keluarga mereka.
“Selain itu, jembatan yang putus juga mempengaruhi layanan kesehatan dan pendidikan. Anak-anak yang biasa menggunakan jembatan untuk pergi ke sekolah harus mencari jalan lain yang lebih jauh dan berbahaya. Demikian pula, akses ke fasilitas kesehatan menjadi terhambat, yang dapat mengancam kesehatan masyarakat di kawasan tersebut,” terangnya.