“Setiap malam itu mereka bongkar 1 kapalnya 3 ton ikan, paling sedikit 20 kapal, jadi kami yang kecil ini kena imbasnya di sana, tangkapan sedikit harga ikan murah,” jelasnya.
Ia juga menyebutkan kapal-kapal yang ada diperairan Bengkulu yang menggunakan pukat harimau tersebut bukan berasal dari Bengkulu melainkan dari daerah Lampung dan daerah lainnya.
Ia berharap pemerintah benar-benar jeli melihat kondisi yang terjadi, karena pukat harimau tersebut sudah jelas-jelas dilarang.
Kategori :