Diperingati Setiap Tahun, Ini Sejarah Hari Pahlawan dan Maknanya

Minggu 10 Nov 2024 - 12:00 WIB
Reporter : M.Zulkarnain Wijaya
Editor : M. Rizki Amanda Lubis

Situasi semakin memanas ketika Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby, komandan tentara Inggris di Surabaya, tewas dalam baku tembak pada 30 Oktober 1945. 

Kematian Mallaby memicu kemarahan Inggris yang kemudian mengeluarkan ultimatum kepada pejuang Indonesia di Surabaya agar menyerah dan menyerahkan senjata mereka.

BACA JUGA:Bisa Berpose Angkuh! Berikut 5 Fakta Unik Kadal Lompat Biru

BACA JUGA:Minum Air Es Dapat Membuat Seseorang Menjadi Gemuk, Apakah Mitos? Ini Penjelasannya

Namun, ultimatum tersebut tidak diindahkan oleh para pejuang Indonesia.

Para pemuda Surabaya menolak keras tuntutan tersebut dan memilih untuk tetap mempertahankan kota mereka dari invasi pasukan asing.

Pertempuran Surabaya 10 November 1945

Tanggal 10 November 1945 menjadi titik awal pertempuran besar di Surabaya.

Pagi hari itu, tentara Sekutu mulai melancarkan serangan besar-besaran dengan menggunakan berbagai alat tempur modern, seperti tank, artileri berat, dan serangan udara. 

Ribuan tentara Inggris mengepung kota Surabaya dengan tujuan menghancurkan pertahanan para pejuang Indonesia.

Namun, meski menghadapi senjata modern dan pasukan yang lebih terlatih, rakyat dan pemuda Surabaya tidak gentar.

Mereka bertahan dengan penuh keberanian, mempertahankan setiap sudut kota, meskipun dengan senjata seadanya.

Pada pertempuran tersebut, sosok Bung Tomo muncul sebagai pemimpin yang membakar semangat perlawanan arek-arek (pemuda) Surabaya.

Dengan orasinya yang berapi-api melalui siaran radio, Bung Tomo menyerukan agar rakyat Surabaya tidak gentar menghadapi serangan Sekutu. 

Pidatonya yang penuh semangat dan tegas mengobarkan semangat juang para pemuda untuk terus bertahan dan melawan hingga titik darah penghabisan.

Dengan kalimat-kalimat yang menggugah hati, Bung Tomo menanamkan keberanian dan semangat nasionalisme yang membara di hati para pejuang.

Kategori :