BACA JUGA:DPRD Sahkan APBD 2025, Harapkan Verifikasi Tuntas Sebelum Akhir Desember 2024
Salah satu petani Hamparan Sawah Pamah Desa Pasar Pino, Sapiin (57) menjelaskan, sepanjang tahun 2024 pihaknya hanya satu kali menggarap lahan sawah.
Sisanya lahan petani nganggur dan tidak bisa dimanfaatkan. Sementara untuk menanam bibit jagung petani merasa kurang optimal, karena jagung tetap membutuhkan pasokan air.
"Saat ini kami hanya pasrah dengan kondisi, apalagi saluran irigasi di sini memang tidak ada," bebernya.
Sapiin menyatakan telah berulang kali menanyakan potensi tanaman lain kepada PPL Dinas Pertanian (Distan) Bengkulu Selatan. Tapi tidak ada langkah yang bisa dilakukan.
"Paling dampak terbesarnya kami ganti tanaman di sawah ini dengan tanaman buah atau jenis palawija,’’ pungkasnya