Kafein yang berlebihan dapat meningkatkan detak jantung dan memicu gejala kecemasan, yang pada akhirnya menyebabkan rasa panik. Alkohol, di sisi lain, dapat mengganggu keseimbangan kimia otak dan memperburuk gangguan kecemasan.
b. Penggunaan Obat-obatan Terlarang
Zat seperti kokain atau amfetamin dapat merangsang sistem saraf pusat secara berlebihan, yang sering kali menyebabkan gejala serupa serangan panik.
c. Efek Samping Obat
Beberapa obat, terutama yang memengaruhi sistem saraf, dapat menyebabkan kecemasan atau panik sebagai efek samping.
5. Kurangnya Istirahat dan Pola Hidup Tidak Sehat
Kurang tidur atau kelelahan fisik dapat menurunkan kemampuan tubuh untuk menghadapi stres. Pola hidup yang tidak sehat, seperti diet buruk atau kurangnya aktivitas fisik, juga dapat meningkatkan risiko rasa panik.
6. Sensitivitas terhadap Ketidakpastian
Beberapa orang lebih sensitif terhadap ketidakpastian atau hal-hal yang berada di luar kendali mereka. Ketidakmampuan untuk memprediksi hasil suatu situasi dapat memicu kecemasan yang berujung pada rasa panik.
Cara Mengatasi Rasa Panik
Menghadapi rasa panik memerlukan pendekatan yang komprehensif. Beberapa langkah yang dapat membantu antara lain:
Melatih Pernapasan: Teknik pernapasan dalam dapat membantu menenangkan sistem saraf dan mengurangi gejala fisik panik.
Mencari Bantuan Profesional: Terapi kognitif perilaku (CBT) dan pengobatan sering kali efektif untuk menangani gangguan panik.
Mengubah Gaya Hidup: Mengurangi konsumsi kafein, berolahraga secara teratur, dan mendapatkan tidur yang cukup dapat membantu meningkatkan kesehatan mental.
Dari penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa rasa panik adalah fenomena yang kompleks dan dapat disebabkan oleh berbagai faktor biologis, psikologis, dan situasional. Memahami penyebabnya adalah langkah pertama dalam mengatasi masalah ini. Dengan pendekatan yang tepat, seseorang dapat belajar mengendalikan rasa panik dan menjalani hidup yang lebih tenang dan produktif.