BACA JUGA:3 Cara Mudah Pembuatan Jus Wortel dan Manfaatnya Sangatlah Banyak
BACA JUGA:Manfaat Sering Menjemur Bantal, Diantaranya Hindari Asma, Alergi hingga Gangguan Tidur
Beberapa orang memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan panik karena faktor genetik.
Jika anggota keluarga seperti orang tua atau saudara kandung memiliki riwayat gangguan kecemasan atau panik, kemungkinan seseorang mengalami hal serupa menjadi lebih besar.
c. Ketidakseimbangan Kimia Otak
Ketidakseimbangan neurotransmiter seperti serotonin, norepinefrin, dan gamma-aminobutyric acid (GABA) juga dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk mengatasi stres dan memicu serangan panik.
BACA JUGA:Khasiat Biji Rami yang Bikin Hidup Lebih Sehat
2. Faktor Psikologis
Selain aspek biologis, faktor psikologis juga memainkan peran penting dalam memicu rasa panik.
a. Trauma Masa Lalu
Pengalaman traumatis, seperti kehilangan orang yang dicintai, kecelakaan, atau kekerasan, dapat meninggalkan jejak mendalam pada psikologi seseorang.
Pemicu kecil yang mengingatkan pada kejadian traumatis tersebut dapat menyebabkan serangan panik.
BACA JUGA:3 Unit Mobil Damkar dan 30 Personel Diturunkan, Kebakaran di Desa Tanjung Besar
BACA JUGA:Pelajar Tewas Terlindas Truk, Polisi Amankan Sopir
b. Gangguan Kecemasan