Hal inilah yang menyebabkan kematian massal di beberapa desa.
Selain itu, Suku Yanomami juga mengalami penindasan dan eksploitasi akibat penambangan emas di wilayah mereka.
Dengan adanya penambang ilegal maka sering memasuki tanah adat mereka, merusak lingkungan dan mengganggu kehidupan sehari-hari mereka.
Dimana, penambangan ini tidak hanya merusak ekosistem, tetapi juga menyebabkan konflik dan kekerasan.
5. Peristiwa genosida
BACA JUGA:Manusia Belang, Menilik Suku Tobalo di Kaki Gunung Pedalaman Sulawesi yang Kebal Senjata Tajam
Adapun peristiwa genosida yang terjadi pada tahun 1993 di desa Haiximu, adalah salah momen paling tragis dalam sejarah suku Yanomami.
Selain itu, telah mencerminkan tantangan yang mereka hadapi dalam mempertahankan hak atas tanah dan keberlangsungan hidup mereka.
Dimana, pada tahun 1993, sekelompok penambang ilegal memasuki desa Haiximu dan melakukan serangan brutal yang mengakibatkan kematian sekitar 16 penduduk suku Yanomami, termasuk seorang bayi.
Adapun tindakan ini dianggap sebagai genosida oleh pihak Kejaksaan Agung Brazil.
Setelah adanya protes dari masyarakat internasional, maka pengadilan Brazil memutuskan bahwa lima penambang yang terlibat dalam serangan tersebut bersalah atas genosida.
BACA JUGA:Ngeri! Suku Korowai Dikenal Sebagai Suku Kanibal di Indonesia, di Sini Tinggalnya
Walaupun demikian, hukuman ini tidak menghentikan kekerasan dan penindasan yang terus dialami oleh suku Yanomami.
Walaupun ada pengakuan internasional terhadap hak-hak suku Yanomami, namun suku ini masih berjuang untuk mendapatkan pengakuan resmi atas tanah adat mereka.
Dimana, pemerintah Brazil sering kali menolak pengakuan tersebut, walau telah menandatangani Konvensi ILO 169 yang menjamin hak masyarakat adat atas tanah mereka.
Masyarakat internasional semakin menyadari situasi yang dihadapi suku Yanomami, dan ada upaya untuk meningkatkan kesadaran serta mendukung hak-hak mereka.