ARGA MAKMUR, KORANRB.ID – Angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terjadi di Bengkulu Utara (BU) tahun ini cukup tinggi. Tercatat ada 113 kasus DBD yang terjadi hingga Desember 2023. Dua diantara warga terjangkit DBD meninggal dunia.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Ujang Ismail, M.Phil menerangkan jika tingginya angka kasus DBD ini karena cuaca kemarau yang terjadi belakangan ini. Sehingga banyak kawasan yang kotor, tergenang air yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk aedes aegypti yang merupakan nyamuk pembawa virus DBD.
“Ini juga bisa kita lihat mayoritas muncul kasus DBD tersebut di lokasi yang memang padat permukiman dan di kawasan perkebunan di mana terdapat tempat-tempat yang dapat menampung air beberapa hari,” terangnya.
BACA JUGA: Tiga Polisi Dipecat, Kasus Asusila Anak Meningkat di Bengkulu Utara
Terkait dua kasus yang meninggal dunia tersebut, diakui Ujang Ismail dari hasil pemeriksaan memang positif terjangkit DBD, namun juga memiliki penyakit bawaan lainnya. Kondisi pasien semakin parah saat terserang DBD yang menyebabkan trombositnya turun drastis.
“2 pasien tersebut sudah mendapatkan penanganan yang tepat secara medis. Upaya yang dilakukan petugas medis telah maksimal, namun pasien tetap tak terselamatkan,” terangnya.
Masih menurut Ujang Ismail, November 2023 terdapat 10 kasus DBD di Bengkulu Utara. Lonjakan kasus terjadi bulan Desember, mencapai 20 kasus DBD di BU.
Hal ini menunjukan mulai terjadinya peningkatan lagi kasus DBD di BU terutama di wilayah perkotaan seperti Kota Arga Makmur dan Ketahun. Di dua daerah tersebut memang kawasan pusat permukiman di Bengkulu Utara yang padat penduduk.
“Peningkatan kasus DBD ini juga sangat erat kaitannya dengan kondisi cuaca belakangan ini yang sangat tidak menentu,” jelas Ujang Ismail.
BACA JUGA:Korban Kebakaran Dipastikan Dapat Lapak di Pasar Modern Rp 108 Miliar
Dengan adanya indikasi peningkatan kasus tersebut, Dinkes Bengkulu Utara sudah meminta puskesmas untuk turun ke desa-desa melakukan sosialisasi terkait kebersihan lingkungan. Membudayakan lingkungan yang bersih sehingga mencegah berkembangbiaknya nyamuk aedes aegypti.
“Setiap munculnya kasus, kita selalu melakukan fogging di lingkungan masyarakat yang ditemukan ada warga terjangkit DBD. Upaya ini memang tidak bisa membunuh jentik nyamuk,’’ sebutnya.
‘’Karena itu hal terpenting adalah menjaga pola hidup sehat, senantiasa menjaga lingkungan tetap bersih, tak ada genangan air dalam waktu Panjang,’’ demikian Ujang Ismail.(qia)