Kuman-kuman di toilet bisa menyebabkan anak terjangkit penyakit, utamanya penyakit yang menular lewat air. Contohnya sakit perut, hepatitis A, cacingan, dan tifus. Penyakit yang berhubungan dengan sanitasi buruk, misalnya kaki gajah, juga rentan menjangkit pengguna toilet yang kotor. Demikian pula penyakit yang berhubungan dengan air, seperti demam berdarah. Toilet sekolah yang kotor akan membuat anak sakit dan otomatis prestasi mereka menurun.
BACA JUGA:COD Hp Berujung Penganiayaan
Saat anak berada di toilet yang kotor, bakteri akan menempel di tangan mereka. Tanpa sadar anak kemudian menyentuh wajah, rambut, hidung, mata, dan bagian tubuh lain sehingga bakteri masuk ke dalam tubuh mereka. Bakteri-bakteri tersebut bisa menyebabkan berbagai penyakit, seperti diare, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dan cacingan.
Diare disebabkan oleh bakteri Ecoli. Bakteri tersebut banyak berada di toilet. Jika anak tidak cuci tangan setelah ke toilet lalu kemudian makan, bakteri tersebut tanpa disadari ikut masuk ke dalam tubuh sehingga menyebabkan diare. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir bisa menurunkan risiko diare hingga 31 persen.
Sedangkan ISPA, selain disebabkan oleh bakteri Streptococcus, juga bisa diakibatkan virus Rhino. Virus ini bisa menempel di tangan anak dan akan menjangkit ketika tangan yang kotor menyentuh hidung.
Di saat ketahanan tubuh anak sedang lemah, ia akan lebih mudah terkena ISPA. Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan tidak dicuci dengan sabun akan terkontaminasi serta dapat memindahkan bakteri, virus, dan parasit pada orang lain.
Untuk itu, penggunaan sabun saat mencuci tangan sangat dianjurkan. Memang, menggunakan sabun dalam mencuci tangan menyebabkan orang harus mengalokasikan waktunya lebih lama di dalam toilet. Akan tetapi, langkah ini efektif membunuh kuman.
Bagaimana jika air di toilet sekolah kurang bersih? Air yang kotor telah terkontaminasi bakteri, tak patut digunakan untuk membasuh. Sebaiknya anak menggunakan tisu untuk menyeka kotorannya. (oce)