KEPAHIANG, KORANRB.ID - Kebersihan toilet sekolah kerap diabaikan, khususnya oleh para murid. Agar toilet sekolah tetap terjaga kebersihannya, diperlukan kerja sama yang baik dari semua elemen di dalam sekolah.
WC merupakan kebutuhan dasar manusia, minimal 6 kali setiap hari orang menggunakan untuk buang air besar atau buang air kecil. Apa jadinya kalau kita berada di suatu tempat tidak tersedia WC atau WC nya jorok, tentu kita tidak akan betah berlama lama di sana.
Di samping itu, WC yang memenuhi syarat kesehatan sangat berguna untuk menjaga lingkungan tetap sehat, tidak mencemari sumber air bersih, dan tidak menjadi sumber berkembang biaknya lalat yang menjadi vektor penularan bibit penyakit.
Toilet yang bersih juga bisa dijadikan ukuran kebersihan individu atau suatu tempat, artinya apabila WC nya bersih dapat dipastikan bahwa individunya atau ruangan lainnya di tempat tersebut juga bersih dan terpelihara. Sifat pribadi seseorang dapat dilihat dari kebersihan WC di rumahnya.
BACA JUGA:Biarkan Anak Bermain Boneka, Ini Lho 9 Manfaatnya
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Bank Dunia, sanitasi yang buruk termasuk WC yang jorok berperan terhadap kemajuan perekonomian, Hal ini sudah dibuktikan di Cina yang pernah terkenal sebagai negara dengan WC/toilet umum paling kotor.
Setelah Pemerintah Cina mengeluarkan Undang-undang tentang kebersihan pada tahun 1994 maka keadaan WC /toilet umum menjadi membaik dan berdampak terhadap peningkatan jumlah wisatawan asing datang ke negara Cina sehingga meningkatkan perekonomiannya.
Kebersihan toilet dan wastafel juga menunjukan budaya kebersihan di suatu bangsa. Maka tidak aneh jika ada Asosiasi Toilet Dunia atau World Toilet Organization (WTO) yang selalu mengadakan pertemuan setahun sekali pada hari toilet sedunia tanggal 19 November.
Toilet sekolah kerap tidak dilengkapi peralatan dan pembersih yang memadai. Seharusnya toilet sekolah harus mempunyai petugas kebersihan khusus yang mengerti cara membersihkan toilet yang benar. Petugas harus membersihkan toilet setelah tiga orang memakainya.
Toilet siswa sebaiknya berdekatan dengan toilet guru untuk menghindari terjadinya vandalisme oleh siswa. Menciptakan toilet higienis butuh komitmen dari semua pihak, baik pemerintah, sekolah, orang tua, maupun siswa sebagai pengguna toilet.
Penggunanya harus bertanggung jawab dan sadar bahwa setelah ia akan ada orang lain yang memakai toilet. Berdasarkan survey yang dilakukan pada siswa-siswi di sekolah, banyak siswa yang merana lantaran memilih menahan “panggilan alam”., gara-gara toilet sekolah tidak higienis.
BACA JUGA:Penyebab Kota Tuo Ambruk, Terus Diselidiki
Padahal, menahan buang air bisa mengganggu konsentrasi belajar. Sering terjadi siswi yang sedang haid bahkan ada yang enggan masuk sekolah di tiga hari pertama menstruasi karena di toilet sekolah tak ada tempat untuk membuang pembalut bekas.
Data dari UNICEF menyebutkan, secara umum 37 persen populasi di dunia belum bisa menikmati fasilitas toilet bersih. Akibatnya, sepertiga persen masyarakat dunia terinfeksi cacing, sebanyak 1.800 anak meninggal setiap harinya karena diare.
Di Indonesia, 45 persen penduduk belum menikmati toilet bersih, termasuk saat di sekolah. Toilet kotor dapat mengakibatkan kuman mudah tumbuh dan toilet pun menjadi sumber penyakit. Dari hasil penelitian di dapat setiap 20 menit kuman akan berkembang biak. Dalam 24 jam, kuman akan berkembang menjadi delapan juta sel.