BENGKULU, KORANRB.ID – Pola makan berhubungan dengan pengaturan makanan yang seimbang, dengan asupan gizi yang dibutuhkan. Gizi yang dibutuhkan tubuh dihasilkan dari sari makanan untuk menjaga kesehatan.
Kelebihan atau kekurang gizi tentunya akan menyebabkan masalah pada kesehatan anak. Helin (27) ibu dari anak bernama Rubi (5) dan juga seorang bidan desa di Kecamatan Kota Mukomuko ini menjelaskan, Pola makan yang ideal pada anak disesuaikan dengan usia anak tersebut.
Untuk anak yang berada di usia 4-6 tahun atas di masa prasekolah kebutuhan kalori mencapai 85 kkal per kgBB. Sehingga pada anak yang berusia 4-6 tahun akan memiliki karakteristik nafsu makan yang berkurang dan lebih tertarik dengan bermain dengan teman lingkungan sekitarnya.
BACA JUGA:Kades dan Perangkat Bisa Langsung Gajian
Maka dari itu untuk membentuk pola makan sehat pada usia anak 4-6 tahun yaitu dengan memberikan makanan beranekaragam. Apabila anak cenderung makan dalam jumlah sedikit berikan dalam jumlah yang sering 4-5 kali meskipun usahakan untuk memperkenalkan waktu makan yang benar pagi, siang, malam.
Kemudian memberikan makanan ringan disela makanan padat ketika sarapan menuju makan siang dan ketika makan siang menuju makan malam, juga harus dilakukan.
“Kalau anak saya, selalu saya terapkan pola seperti itu, karena bermain lebih di sukai olehnya ketimbang makan, sedangkan kita harus memperhatikan pola makannya, agar tumbuh kembangnya terjaga,” terangnya.
Ia juga menjelaskan, terkait pola makan anak yang terganggu, hal itu dapat disebabkan oleh faktor psikologi maupun adanya gangguan kesehatan misalnya infeksi ataupun kelainan bawaan yang dialami anak.
Meskipun infeksi ringan akan tetapi apabila mempengaruhi pola makan anak maka akan menyebabkan gangguan kesehatan yang serius.
BACA JUGA:Metode Montenssori Bantu Tumbuh Kembang Anak
Ada beberapa contoh penyebab anak mengalami pola ganguan makan seperti, anak mengalami sariawan salah satu yang menyebabkan anak sulit makan bahkan terkadang disertai suhu tubuh yang naik.
Penyebab sariawan dapat berasal dari trauma atau jamur pada anak yang mengalami gangguan mulut, sehingga akan susah untuk mengunyah.
Setelah itu penyebab berikutnya, anak mengalami cacingan dimana ketika jumlah cacing yang ada di saluran pencernaan terlalu banyak sehingga perut bisa menjadi buncit dan kembung.
Cacing yang terkumpul akan menutupi saluran pencernaan sehingga ketika makanan yang masuk akan dimuntahan kembali, bahkan makanan yang masuk akan di santap oleh cacing.
Akibatnya anak menjadi kehilangin gizi yang dibutuhkan oleh tubuh, terlihat kurang nafsu makan dan berat badan tidak mengalami kenaikan sesuai usia.