Ada juga sebuah foto yang berjudul “Pria dan Wanita di Pantai Barat Sumatera”, dimana foto tersebut menggambarkan ada tiga orang perempuan memakai selendang dan baju kurung panjang dan seorang laki-laki duduk di depan rumah mereka. Adapun foto tersebut sekitar tahun 1885.
BACA JUGA:Ini Daftar 5 Suku Terbesar di Papua, Punya Tardisi Unik
Terdapat foto seorang perempuan Aceh yang memakai hijab, walaupun terlihat masih belum sempurna dan masih berupa selendang, sekitar tahun 1900.
Selain itu, ditahun yang sama terdapat juga foto seorang perempuan Minangkabau di Padang menggunakan hijab.
BACA JUGA:Fakta Unik Keberadaan Suku Gaib di Indonesia,Punya Harta Melimpah dan Bikin Merinding
Sebagai awal dari pemakaian hijab di Indonesia yang masih merupakan sebuah selendang pada masa itu, merupakan awal dari pemakaian hijab oleh wanita Aceh.
Dimana pemakaian hijab tersebut juga mempengaruhi mujahidah wanita Aceh seperti Cut Nyak Dhien dan Pocut Baren.
BACA JUGA:Menilik Suku Bawean dan Budaya Perantaunya yang Terkenal
Pada saat Cut Nyak Dhien tertangkap oleh Belanda pada 04 November 1905, sebelum ia diasingkan ke Jakarta dan akhirnya di asingkan ke Sumedang, terlihat ia mengalungkan selendang di lehernya.
Hal tersebut juga sama apa yang ditunjukkan oleh Pocut Baren pada saat ia ditawan oleh Belanda.
BACA JUGA:Sejarah, Kebudayaan dan Adat Istiadat Suku Betawi, Begini Kisah Awal Kemunculannya
Dalam masa perkembangannya, yaitu pada awal abad ke-20, sudah banyak didapati muslimah yang sudah memakai hijab secara tertutup, seperti yang dilakukan oleh Nyai Achmad Dahlan beserta pengurus Nasyiatul Aisiyah Muhammadiyah.
BACA JUGA:Sejarah dan Budaya Merantau Suku Madura, Kamu Sudah Tahu Belum?
Terdapat orang-orang Sunda yang biasa memakai kerudung putih yang dilipat diatas kepala, pada awal abad ke-20 di Indonesia. Mereka menyebutnya dengan mihramah atau mihram yang pada awalnya berasal dari bahasa Arab mahramah. Di Sulawesi Selatan, ada seorang mujahidah berhijab yang bernama Opu Daeng Siradju, ia lahir di Palopo pada tahun 1880.
BACA JUGA:Tradisi Unik Panggil Nama orang Tua Memakai Nama Anak, Hingga Asal-Usul Suku Baduy
Drs. Muhammad Arfah dan Drs. Muhammad Amir yang merupakan penulis biografi Opu Daeng menyebutkan bahwa, adalah keturunan bangsawan dan keturunan raja-raja Tellumpoccoe Marajaya yaitu Gowa, Bone dan Luwu, dimana gelar tersebut diberikan setelah ia menikah.