Anggaran itu dikucurkan untuk mendanai 1.500 judul riset dan inovasi dengan jangka waktu penelitian satu sampai tiga tahun. ’’(Sementara ini) telah menghasilkan 712 publikasi internasional, 144 paten, dan 173 prototipe inovasi,’’ jelasnya.
Direktur Pendanaan Riset dan Inovasi BRIN Ajeng Arum Sari menuturkan ada beberapa kebaruan dalam skema pendanaan riset tahun ini.
’’Diantaranya adalah pembukaan call for proposal data dilakukan setiap saat,’’ katanya.
Jadi sepanjang tahun, peneliti atau inventor bisa mengajukan proposal riset-inovasinya.
Jika ada usulan yang tidak lolos kompetisi, tim seleksi akan langsung mengembalikan atau memberitahu si pengirim. Kemudian bisa dilakukan perbaikan atau kajian ulang.
Kemudian dikirim kembali ke BRIN. Aspek kebaruan lainnya adalah adanya layanan coaching clinic atau sarana bertanya secara reguler.
Ajeng menegaskan skema pendanaan riset dan inovasi itu terbuka tidak hanya bagi peneliti BRIN. Dia mencontohkan untuk RIIM Kompetisi, pengusulnya bisa dari berbagai pihak.
Seperti dari BRIN sendiri, perguruan tinggi, badan usaha, maupun organisasi masyarakat. Syaratnya ketua tim periset minimal berpendidikan doktor.
Tema untuk RIIM Kompetisi cukup beragam. Diantaranya adalah penerbangan, antariksa, hayati, lingkungan, dan nanoteknologi. Kemudian juga soal kesejahteraan masyarakat, tata kelola pemerintahan, ekonomi, sosial humaniora, sampai urusan tenaga nuklir.
Selain itu juga ada RIIM Ekspedisi. Sesuai dengan tujuannya, kegiatan yang didanai bertujuan untuk menghasilkan specimen baru. Selain itu juga untuk menghasilkan rekaman data ilmiah pada sebuah kegiatan penjelajahan atau ekspedisi. (**)