- Propylene glycol
- Glycerine
- Zat pemberi rasa (nitrosamine)
- Kadmium
- Logam berat, seperti nikel dan timbal
Formaldehida dan asetaldehida, yang termasuk dalam golongan karbonil dan diketahui bersifat karsinogenik, dapat ditemukan dalam rokok elektrik.
BACA JUGA:Wow! Pabrik Rokok Pertama di Bengkulu, Sedang Proses Perizinan, KPPBC Tunggu Pengajuan Pita Cukai
Kadar kedua senyawa ini cenderung meningkat seiring dengan peningkatan suhu dari perangkat vaping yang digunakan. Peningkatan suhu juga berpotensi meningkatkan jumlah nikotin yang terhirup.
Selain itu, zat perasa yang digunakan dalam rokok elektrik dapat menyebabkan gangguan pada mulut, tenggorokan, saluran pernapasan, dan sistem saraf.
Dalam kasus yang parah, zat perasa ini dapat berkontribusi pada penyakit paru yang serius, seperti emfisema dan bronchiolitis obliterans.
Berikut adalah perbandingan antara rokok elektrik dan rokok tembakau beserta efeknya terhadap kesehatan:
BACA JUGA:Bisa Sebabkan 2 Masalah, Sekda Ajak Berhenti Merokok
1. Jumlah nikotin yang terkandung
Memang benar bahwa pada umumnya, rokok elektrik memiliki jumlah nikotin yang lebih sedikit dibandingkan rokok tembakau biasa.
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa penggunaan rokok elektrik memiliki risiko lebih rendah terhadap penyakit kardiovaskular karena kandungan nikotinnya yang lebih rendah.
Namun demikian, dampak dari zat-zat lain yang terkandung dalam rokok elektrik terhadap kesehatan masih perlu diteliti lebih lanjut.