Manajemen Batik Air akhirnya buka suara atas insiden dua pilotnya yang tertidur saat bertugas. Corporate Communications Strategic of Batik Air Danang Mandala Prihantoro mengatakan, Batik Air sudah mengambil tindakan preventif atas insiden tersebut.
BACA JUGA:GranMax Tampil di GIICOMVEC 2024 Bikin Bisnis Makin Maju Dengan Daihatsu
Pihaknya menonaktifkan (membebastugaskan) sementara pilot penerbangan nomor ID-6723 yang bertugas pada 25 Januari 2024.
“Keputusan tersebut merupakan bentuk keseriusan perusahaan terhadap pentingnya aspek keselamatan serta dalam rangka menjalankan investigasi yang menyeluruh,” ujar Danang sebagaimana dilansir Jawa Pos.
Batik Air juga siap menerapkan seluruh rekomendasi yang dikeluarkan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Sebagai bagian dari upaya tersebut, lanjut Danang, Batik Air memperkuat program pembinaan dan meningkatkan prosedur keselamatan operasional penerbangan terhadap semua awak pesawat.
BACA JUGA:RUPST Bank Mandiri Sepakat Tebar Dividen Rp33,03 Triliun
”Dengan kebijakan waktu istirahat yang memadai, Batik Air menekankan kembali pemahaman akan pentingnya memaksimalkan waktu istirahat bagi awak pesawat agar tetap dalam kondisi prima sebelum melaksanakan tugas terbang,” urainya.
Danang menegaskan bahwa Batik Air akan selalu berkoordinasi dengan regulator, awak pesawat, dan pihak-pihak terkait lainnya untuk meningkatkan standar keselamatan penerbangan.
Terpisah, pengamat penerbangan Gatot Rahardjo menilai insiden itu bisa berdampak fatal.
Sebab, setiap detik memiliki konsekuensi serius karena kecepatan pesawat yang tinggi.
BACA JUGA:Tarif Parkir Belum Bisa Dipungut, Dishub Akan Evaluasi Kinerja Jukir
“Dampaknya bisa serius. Karena dalam operasional penerbangan itu hitungannya detik,” ungkapnya.
Sebetulnya, kata dia, kru penerbangan telah diberi back-up, baik sistem maupun sumber daya manusianya (SDM). Sehingga, jika salah satu tidak berfungsi, dapat digantikan oleh yang lain.
“Tapi kalau keduanya tidur, ya ini bahaya. Karena meskipun di pesawat ada sistem autopilot, tetap harus ada yang memantau,” tegasnya.
Gatot menduga kejadian itu buntut dari kejadian-kejadian sebelumnya.