DBD Sudah Menyerang 17 Warga Lebong, Dinkes Diminta Maksimalkan Tindakan Pencegahan

Kamis 14 Mar 2024 - 22:05 WIB
Reporter : Muharista Delda
Editor : Sumarlin

Soalnya pencegahan merupakan langkah terbaik yang harus dilakukan sebagai upaya pencegahan semakin menjangkitnya kasus DBD. 

“Perlu diketahui Kabupaten Lebong merupakan salah satu dari tiga kabupaten di Provinsi Bengkulu yang tercatat sebagai daerah endemik kasus DBD,” tutur Rachman.

Peran serta masyarakat juga sangat menentukan keberhasilan penanggulangan kasus DBD dan karena itulah masyarakat juga diimbau proaktif menjaga kebersihan rumah dan lingkungan agar tidak menjadi korban DBD. 

Kendalanya meski sosialisasi terus dilakukan, tidak sedikit masyarakat yang masih bersikap acuh sehingga masih sering terjadi Dinkes kecolongan kasus DBD yang ujung-ujungnya sangat merugikan masyarakat.

Sebagai langkah pencegahan penularan Dinkes pasti melakukan fogging atau pengasapan di lingkungan yang sudah ada korban DBD.

Diketahui, 17 warga Kabupaten Lebong yang terserang DBD itu tersebar di 4 kecamatan.

BACA JUGA:Pergub Direvisi, Disdikbud Provinsi Bengkulu Bentuk Satgas PPDB 2024

Antara lain Kecamatan Lebong Selatan, Kecamatan Amen, Kecamatan Lebong Utara dan Kecamatan Lebong Sakti. 

Sedangkan untuk kasus DBD tahun 2023, kasusnya terjadi di seluruh kecamatan wilayah Kabupaten Lebong, yakni sebanyak 12 kecamatan.

Namun kasus DBD paling banyak menyerang warga di 4 kecamatan, yakni Kecamatan Lebong Selatan, Kecamatan Amen, Kecamatan Lebong Utara dan Kecamatan Lebong Sakti. 

Terpisah, Bupati Lebong, Kopli Ansori mengimbau masyarakat mulai tahun ini kembali menghidupkan serta memaksimalkan kegiatan bakti sosial (baksos) atau gotong rotong kebersihan lingkungan. 

Dimintanya setiap camat, lurah dan kepala desa menjadwalkan kegiatan gotong royong kebersihan lingkungan secara rutin sebagai bentuk upaya menuju pola hidup sehat. 

“Apalagi hingga saat ini curah hujan di Kabupaten Lebong masih terbilang cukup tinggi dan biasanya pada musim penghujan itu kasus DBD ikut meningkat,'' jelas Kopli.

Kegiatan gotong royong itu juga dimaksudkan sebagai tindakan mengantisipasi terjadinya bencana banjir.

Kebiasaan masyarakat membuang sampah sembarangan, khususnya ke aliran sungai jelas sangat beresiko memicu bencana banjir. 

Selain itu sampah yang menumpuk di sungai juga akan mencemari ekosistem.

Kategori :