KORANRB.ID - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan peran batu bara masih sangat signifikan hingga 2060.
Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Minerba, Irwandy Arif mengatakan, hingga 2060 produksi batu bara diperkirakan masih sampai 720 juta ton.
Ini adalah skenario pertama tanpa memasukkan upaya transisi energi dengan penggunaan energi baru terbarukan (EBT).
"Nah, tergantung pada perkembangan dari EBT," ujar Irwandy Arif dalam Seminar Energy for Prosperity: The Economic Growth Impacts of Coal Mining yang diselenggarakan Energy and Mining Editor Society (E2S) di Jakarta, Kamis, 14 Maret 2024.
BACA JUGA:Kurma Impor Tembus 11,24 Ribu Ton, Paling Banyak Dari Tunisia
BACA JUGA:Impor RI Tembus USD 18,44 Miliar pada Februari 2024
BACA JUGA:Bank Mandiri Curup Salurkan CSR ke Masjid Nurul Huda
Diakui, proses transisi energi ini tidaklah gampang dan butuh waktu. Maka tak heran Dewan Energi Nasional (DEN)
pun telah merevisi target bauran energi terbarukan dari 23 persen menjadi 17 persen,
lantaran saat ini realisasinya juga baru kisaran 13 persen.
"Kemudian ada skenario berikutnya, yakni skenario NZE 2060.
Ternyata, produksi batu bara di 2060 masih 327 juta ton. Jadi, kalau ditanya seberapa lama batu bara ini,
di dalam buku saya, itu ada kurang lebih 40 tahun masih hidup," imbuh Irwandy.
BACA JUGA:Penukaran Uang Lebaran, Bank Indonesia Siapkan Rp197,6 Trilliun
BACA JUGA:Tertekan Boikot, Industri Mamin Bertahan Tidak Lakukan PHK