Pada masa kejayaan khalifah Abdurrahman an-Nashir, Cordoba menjadi pusat kebudayaan, ilmu pengetahuan dan seni yang terkenal di dunia Islam.
Khalifah ini memberikan dukungan besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan seni di kota tersebut, yang menarik banyak ilmuwan, filosof dan seniman untuk berkumpul dan berkontribusi pada kemajuan intelektual Cordoba.
BACA JUGA:Sejarah Hijab di Indonesia dari Masa ke Masa, Benarkah Sudah Ada Sebelum Abad Ke-20
BACA JUGA:3 Tips Menanam Pepaya California dan 10 Tips Menanam Cabai Menghasilkan Keuntungan Ganda
Ini mencakup perpustakaan besar, observatorium, universitas dan fasilitas pendidikan lainnya yang membuat Cordoba menjadi pusat pembelajaran yang terkenal.
Oleh karena itu, Cordoba memang mencapai puncak kejayaannya di bawah kepemimpinan khalifah Abdurrahman an-Nashir.
Pada masa Khalifah An-Nashir, Cordoba memang menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang sangat penting di dunia Islam.
BACA JUGA:Sejarah dan Tradisi Suku Asmat, Punya Seni Mengukir yang Handal
BACA JUGA:Ikuti 6 Tips Ini untuk Membeli Mobil Bekas, Dijamin Bakal Dapat Mobil Bekas Berkualitas
Kota ini tidak hanya menjadi rival bagi Konstantinopel, ibukota Byzantium, dan Baghdad, ibukota Daulah Abbasiyah, tetapi juga menarik perhatian orang-orang Barat karena kemajuan dan kekayaan intelektualnya yang luar biasa.
Hal ini membuat mereka menyebut Cordoba sebagai “Permata Dunia” sebagai pengakuan atas kontribusinya yang luar biasa dalam peradaban pada masa itu.(**)