Untuk harga beras memang saat ini menjadi sorotan di Bengkulu Utara.
BACA JUGA:944 Hektare Lahan Perkebunan Kelapa Sawit di Bengkulu Utara Diajukan jadi Lahan Padi Ladang
BACA JUGA: ASN Bengkulu Utara Panen Duit, Terima Gaji, THR dan TPG, Catat Tanggal Pencairan
Ini karena mayoritas beras di Bengkulu Utara masih dipenuhi oleh beras dari luar Provinsi Bengkulu diantaranya Sumatera Barat dan Lampung.
“Dengan kondisi beras dari Luar Provinsi Tersebut, biasanya terjadi kenaikan semakin mendekati Idul Fitri, karena terkait dengan ongkos angkutan yang meningkat,” terangnya.
Maka Pemda Bengkulu Utara sudah menyiapkan beberapa langkah selain pasar murah juga operasi pasar.
Termasuk bekerjasama dengan aparat hukum mencegah adanya para spekulan yang melakukan penimbunan bahan pokok, terutama beras.
“Dengan adanya program beras gratis, operasi pasar, pasar murah hingga beras SPHP, kita harapkan bisa mencegah kenaikan harga tersebut,” terangnya.
Saat ini kondisi beras lokal di Bengkulu Utara belum aman. Ini lantaran Petani di Bengkulu Utara baru akan memasuki musim tanam usai Idulfitri ini.
Sehingga kemungkinan panen raya baru akan dilakukan bulan Juni dan Juli mendatang.
“Sehingga selama belum dilakukan panen raya, kita harus menjaga kondisi harga pangan sehingga tidak terjadi lonjakan harga yang bisa menyebabkan turunnya daya beli masyarakat,” terangnya.
“Harga bahan pangan, apalagi beras sangat cepat pengaruhnya pada angka kemiskinan dan daya beli masyarakat, juga lonjakan pada barang-barang lainnya, maka kita harus melakukan pengawasan dan pencegahan kenaikan harga,” ujar Syahbani.
Sekadar mengetahui, dalam rangka pencegahan peningkatan inflasi daerah yang terkait dengan harga pangan, beberapa OPD sudah diminta untuk menyoroti langsung.
Selain Dinas Perdagangan, Dinas Ketahanan Pangan juga diminta mendorong kembali peningkatan penyaluran program bantuan bibit pangan gratis.
Termasuk juga Dinas Perikanan dalam rangka penyaluran bibit dan program pembudidayaan lele dengan konsep bioflok.
Selain itu saat ini sesuai dengan arahan Kementerian Pertanian, Pemda Bengkulu Utara juga sudah mengajukan hampir 1000 hektare lahan perkebunan kelapa sawit baru untuk ditumpangsarikan dengan tanaman padi gogo atau padi Ladang.