BACA JUGA:8 Fitur Tersembunyi Faacebook, Simak Penjelasannya
Raffles pun berhasil meyakinkan East India Company (EIC) untuk mencari pelabuhan baru, dan salah satu yang dilirik adalah Pulau Temasek atau uang sekarang disebut sebagai Singapura.
Raffles tiba di Temasek pada 29 Januari 1819 dan dia pun menemukan sebuah perkampungan Melayu kecil di muara Sungai Singapura yang diketuai oleh seorang Tumenggung dari Kesultanan Johor.
Pulau itu dikelola oleh Kesultanan Johor tetapi keadaan politiknya tidak stabil. Pewaris Sultan Johor, Tengku Abdul Rahman dikuasai oleh Belanda dan Bugis.
Dari sanalah, ia pun lalu menemui Tengku Abdul Rahman menjadi sultan hanya karena saudaranya, yaitu Tengku Hussein tidak berada di tempat sewaktu ayahnya meninggal dunia.
BACA JUGA:Wow! Ini 5 Manfaat Buah Kemang yang Mulai Langka, Kamu Sudah Coba?
Sebab berdasarkan adat Melayu, calon sultan perlu berada di sisi sultan sekiranya ingin dilantik menjadi sultan.
Untuk memanipulasi keadaan, Raffles mendukung Tengku Hussein untuk menjadi Sultan drngan syarat Tengku Hussein harus memberikan izin kepada Inggris untuk membuka pelabuhan di Temasek.
Sebagai balasannya, Inggris akan membayar uang tahunan kepada Tengku Hussein.
Perjanjian tersebutpun akhirnya di sahkan pada 6 Februari 1819 dan nama Temasek pun akhirnya diganti menjadi Singapura.
Tak lama, Raffles pun kembali ke Bengkulu setelah menandatangani perjanjian dengan Johor.
BACA JUGA:Wow! Ini 5 Manfaat Buah Kemang yang Mulai Langka, Kamu Sudah Coba?
William Farquhar kemudian mengepalai koloni baru Inggris ini dengan bantuan sepasukan tentara Inggris.
Sementara dibalik masalah-masalah yang dihadapi oleh Singapura, negara tersebut berkembang pesat karena statusnya sebagai sebuah pelabuhan bebas.
Pedagang-pedagang Arab, Tionghoa, dan India menjadikannya tempat persinggahan di Singapura.
Kemudian, Raffles pun mendapat masalah ketika Belanda menuduh Inggris mencampuri daerah kekuasaannya dan meminta agar Inggris pergi dari Singapura.