KEPAHIANG. KORANRB.ID – Saat ini hampir merata di seluruh pasar-pasar lokal di Indonesia terjadi kenaikan harga cabai keriting atau cabai merah.
Harga masih terus melonjak dan disebut cukup menguntungkan petani cabai.
Naiknya harga ini tak lepas dari menurunnya jumlah produksi cabai di petani-petani lokal.
Ini disebabkan karena kondisi kemarau yang lebih panjang dari tahun-tahun sebelumnya akibat fenomena El Nino.
Sehingga jumlah produksi cabai jauh menurun dari biasanya.
BACA JUGA:Sebagian Wilayah Mulai Hujan
Selain kuantitas yang turun, kualitas cabai juga menurun karena kekurangan air.
Kondisi ini lebih parah terjadi di daerah yang memang sedikit gersang dan menjadikan hujan sebagai faktor utama untuk membuat lahan-lahan pertanian cabai keriting menjadi subur.
di Provinsi Bengkulu, penghasil cabai keriting terbesar adalah Kabupaten Kepahiang.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu, jumlah produksi cabai keriting dari petani Kepahiang 2022 lalu mencapai 18.642 ton atau 186.427 Kuital pertahun.
Kadis Pertanian Kepahiang Ir. Taufik, MM menerangkan jika pertanian cabai keriting memang sangat besar di Kabupaten Kepahaing dan cocok dengan kondisi lahan.
BACA JUGA:Diduga Terima Rp 40 M, Achsanul Tersangka
“Sehingga memang jumlahnya sesuai dengan data BPS kita terbesar baik luasan lahan pertanian maupun hasil produksi tahunan,” kata Kadis.
Bahkan Ia menegaskan jika Pemkab Kepahiang sangat mendukung pengembangan pertanian cabai tersebut.
“Dukungan tersebut kita berikan dalam bentuk program-program yang memang pro dengan petani cabai. Sehingga kesejahteraan petani cabai bisa benar-benar dirasakan. Apalagi dengan kondisi harga cabai cukup baik seperti sekarang,” terangnya.