Jejak Harimau Amur Kembali Ditemukan di Siberia, Setelah 50 Tahun Hilang
Jejak Harimau Amur. Foto: Ilustrasi/ fran sinatra/ bing/ koranrb.id--
Pada tahun 2014, ada sekitar 35 ekor diperkirakan berada di wilayah perbatasan internasional antara Rusia dan Tiongkok.
Secara genitis, harimau amur atau Siberia ini sangat mirip dengan jenis harimau kaspia yang pada saat ini telah punah.
Dilansir dari berbagai sumber, adanya beberapa laporan yang telah diterbitkan sejak tahun 1990, mengenai susunan genetik harimau Amur atau Siberia serta adanya hubungan dengan populasi lain.
BACA JUGA:Mitos Nenek Penunggu Batu Meja Lughor, Dikawal 2 Harimau
BACA JUGA:Kisah Nabi Luth AS dan Azab Bagi Kota Sodom yang Gemar Maksiat
Adapun salah satu hasil penting, adalah dengan ditemukannya variabilitas genetik yang rendah pada populasi liar, terutama terkait dengan keturunan DNA ibu atau mitokondria.
Sampel dari 95 harimau Amur atau Siberia liar dikumpulkan di seluruh daerah asalnya, hal ini dilakukan untuk keperluan penyelidikan terkait struktur genetika populasi dan sejarah demografi.
BACA JUGA:Ini Penyebab Terancam Punahnya Populasi Harimau Sumatera, Diperkirakan Hanya Tersisa 603 Ekor
BACA JUGA:Kisah Nabi Ibrahim AS Dipenuhi Ujian Mengikuti Perintah Allah SWT
Walaupun penurunan populasi pada abad ke -20 terdokumentasi dengan baik, namun demikian para peneliti gagal menemukan bukti adanya kemacetan populasi baru – baru ini walaupun tanda – tanda genetik dari kontraksi historis telah terdeteksi.
Dimana perbedaan sinyal tersebut dikarenakan oleh beberapa alasan, termasuk kurangnya variasi genetik populasi yang terkait dengan kolonisasi pasca glasial serta potensi aliran gen dari populasi tiongkok yang telah punah.
BACA JUGA:Mengungkap Tradisi Rampogan Macan, Pemicu Kepunahan Harimau Jawa
BACA JUGA:Kisah Nabi Idris yang Gemar Belajar dan Membaca Sejak Kecil, Orang Pertama Bisa Baca Tulis
Adapun luas dan sebaran variasi genetik pada populasi harimau siberia atau amur pada populasi penangkaran dan liar adalah serupa, tetapi varian gen tetap ada secara ex situ dan hilang in situ.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, telah menunjukkan perlunya mengamankan konektivitas ekologis antara dua populasi Rusia untuk meminimalkan hilangnya keragaman genetik dan kerentanan.