Belajar Sambil Bermain, Bentuk Karakter Anak
BERMAIN: Anak diajak bermain dengan ketinggian. Baik mengajarkan anak berani terhadap ketinggian.--Firmansyah/RB
"Sangat dilarang bagi orang tua meminta sikecil agar tidak membantah omongan, bahkan sampai memarahi karena sikecil tidak mau diatur.
BACA JUGA:Polemik Aset Yayasan Semarak, Tarmizi: Semua Bersertifikat, Kecuali SMKS 2 Bengkulu
Hal tersebut jika tetap kita lakukan maka dapat membuat sikecil tidak memiliki mental untuk mempertahankan argumennya di masa yang akan datang," kata Tiara (25) salah seorang Guru Little Learner.
Ia mengatakan, ketika sikecil tidak ingin menuruti apa yang disampaikan, orang tua harus bisa melakukan negosiasi kepada sikecil agar menjalankan apa yang sampaikan.
Karena hal tersebut merupakan simulasi yang nantiya akan selalu digunakan sikecil.
Namun jika malah sebalik sikecil dimarahi, maka akan membentuk karakteristik yang kasar dan ingin menang sendiri.
Maka dari itu mengupgrade ilmu pengetahuan dalam mendidik anak harus terus dilakukan oleh orang tua, agar anak tidak salah langkah.
"Anak itu, ibarat kain putih yang akan kita tulis dengan kata-kata yang baik, jika ingin mendapatkan hasil yang baik.
Namun bisa sebaliknya, jika orang tua salah mengajari sang anak," ujarnya.
Lanjutnya, terkadang sering ditemukan anak-anak yang kurang baik saat berinteraksi dengan teman sejawadnya, mulai dari mau menang sendiri, mengambil hak orang lain, tidak dan memiliki keperibadian yang keras.
BACA JUGA:Bukan Sekadar Gaya, Kenali 4 Manfaat Towing Belakang Pada Mobil
Tentunya hala tersebut di dapati dari sikecil berada di usia pertumbuhan.
Untuk itu mulailah bersifat care kepada sikecil dalam mendidiknya, dengan tidak mengutamakan keras namun mengutamakan negosiasi agar sikecil menuruti apa yang di arahkan.
"Apa yang terjadi pada tingkah laku dan kepribadian anak, 70 persen di pengaruhi karena didikan yang diberikan saat sikecil dalam masa pertumbuhan.