Angka Kematian Ibu dan Bayi di Kota Bengkulu Masih Tinggi

DEPAN: Kantor Dinkes Kota Bengkulu terlihat dari depan. FOTO: Ist--

Lanjut Nelli penyebab dari tingginya AKI dan AKB bisa dari segi pengetahuan masyarakat yang masih minim dan juga dikarenakan pelayanan yang tidak tercover karena pelayanan kesehatan yang masih terbatas.

“Jumlah RT sekitar 1.200 sedangkan Posyandu hanya sekitar 200 saja,” pungkas Nelli.

Untuk itu Nelli meminta agar seluruh unsur masyarakat meningkatkan partisipasi kesadaran kesehatan, juga aparat terdekat seperti Camat, Lurah dan RT dapat saling bersinergi memantau warganya yang sedang hamil dan mengaktifkan kembali Posyandu.

BACA JUGA:Rokok Resmi Pertama di Bengkulu Sumbang Pendapatan Negara Rp50 Juta, Produksi 16.376 Bungkus Sejak Januari

BACA JUGA:Pelanggan PDAM Keluhkan Air Sering Mati dan Keruh, Ini Penyebabnya, Ada Dugaan Pencemaran Sungai

Untuk upaya saat ini transformasi layanan kesehatan sudah mulai diterapkan seperti Integrasi Pelayanan Primer (IPL) yang mana untuk mempermudah dan mendekatkan masyarakat kepada pelayanan kesehatan serta meningkatkan partisipasi.

“Dari Pukesmas ke Puskesmas pembantu berdayakan Posyandu dengan harapan 1 RT 1 Posyandu,” tutur Nelli.

Tentunya jika ini terealisasi Kader Posyandu bersama Pustu bersinergi untuk memantau ibu hamil terdekat dan juga pelayanan saat ini bukan lagi ibu hamil hingga melahirkan saja namun pelayan tersebut harusnya dari hamil hingga lansia.

Kabar bahagianya menurut Keputusan Walikota Bengkulu No 88 Tahun 2024, ada 20 Pukesmas mulai menerapkan ILP tersebut guna meningkatkan pelayanan kesehatan di Kota Bengkulu.

“Sudah ada 1 yang sudah pilot project (proyek percontohan, red) dan yang lain masih dalam proses,” tutup Nelli. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan