Pasar Bang Mego Semakin Sepi Pembeli, Dulu Ikon Kebanggaan Kota Curup
BANG MEGO: Bangunan Pasar Bang Mego Kota Curup terlihat dari luar.-foto: arie/koranrb.id-
KORANRB.ID - Pasar Bang Mego yang pernah menjadi ikon kebanggaan Kota Curup di Kabupaten Rejang Lebong, kini kian sepi sejak pandemi Covid-19 melanda pada tahun 2020. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada pedagang, tetapi juga pada ekonomi daerah secara keseluruhan.
Sebelumnya pasar ini bukan hanya tempat jual beli, tetapi juga menjadi ikon yang erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat lokal dan budaya setempat. Sebagai pusat perekonomian rakyat, Pasar Bang Mego dulu selalu ramai dikunjungi, baik oleh penduduk lokal maupun wisatawan yang penasaran dengan keragaman produk yang dijajakan di sana.
Namun, sejak pandemi Covid-19 melanda pada tahun 2020, kondisi pasar ini mengalami perubahan drastis.
Selain itu juga, pandemi Covid-19 mempercepat perubahan perilaku belanja masyarakat. Jika sebelumnya berbelanja di pasar menjadi rutinitas, kini banyak masyarakat yang lebih memilih belanja secara daring karena alasan kenyamanan dan kemudahan.
Faktor ini pula yang membuat pasar-pasar tradisional seperti Pasar Bang Mego mengalami penurunan jumlah pembeli.
BACA JUGA:Soal Upah Buruh, FSPMI Datangi Disnakertrans Mukomuko
BACA JUGA:Baru 12,31 Persen, Pajak BPHTB di Bengkulu Utara Terancam Tak Penuhi Target
Vera, salah satu karyawan toko di Pasar Bang Mego, turut merasakan dampaknya. Ia mengatakan bahwa banyak lapak pedagang yang akhirnya tutup lantaran perubahan perilaku belanja masyarakat saat ini yang lebih memilih e-commerce dibandingkan belanja langsung ke Pasar Bang Mego.
“Kami merasa seperti terjebak. Kami harus tetap buka, tapi pengunjung yang datang semakin jarang. Banyak pedagang yang sudah memilih untuk tutup karena tidak bisa lagi menanggung biaya operasional yang tinggi tanpa ada pemasukan yang memadai,” katanya.
Vera mengungkapkan, berdasarkan informasi yang didapat oleh pedagang pasar tersebut, saat ini Pemkab Rejang Lebong tengah melakukan kajian ulang mengenai rencana revitalisasi tersebut.
Kajian ini meliputi biaya yang dibutuhkan, pengembangan fasilitas, hingga kemungkinan adanya zona wisata kuliner atau wahana hiburan untuk menambah daya tarik Pasar Bang Mego.
Meski demikian, kepastian kapan revitalisasi tersebut akan dilakukan masih belum jelas. Bahkan banyak pedagang merasa pesimistis dengan lambatnya respons pemerintah dalam merealisasikan rencana ini.
“Kami sudah terlalu lama menunggu. Setiap kali ada wacana revitalisasi, kami berharap akan segera terlaksana. Namun, sampai sekarang belum ada langkah konkret. Sementara itu, kami harus terus berjuang untuk tetap buka dengan jumlah pengunjung yang terus berkurang,” beber Vera.
BACA JUGA:Kerja Sama dengan BJBS, Bank Bengkulu Luncurkan Tabungan Haji