Diduga Akibat Aktivitas PGE, APH Didesak Usut Penyebab Longsor Bukit Belerang
irektur Yayasan NAL Kabupaten Lebong, Devi Gunawan,--fiki/rb
Menyikapi peristiwa bencana alam ini, pada tanggal 10 Mei 2016 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia mengeluarkan Surat Rekomendasi No. 1505/45/BGL.V/2016 yang berisi 17 poin. PGE sudah melaksanakan seluruh rekomendasi Kementerian ESDM yang ditujukan untuk perusahaan.
“Sebagai bagian dari dampak bencana alam tersebut, PGE juga merupakan salah satu korban yang mengalami kerugian, baik materiil maupun immaterii, dengan kerugian seperti kerusakan fasilitas operasional, gangguan jadwal operasional proyek, hingga biaya tambahan untuk penanganan bencana,” tulis surat tersebut.
Dalam menghadapi peristiwa tersebut, PGE memberikan dukungan dan bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Lebong dengan menyediakan bantuan berupa alat berat, seperti ekskavator, untuk membantu membersihkan lahan masyarakat yang terkena dampak bencana.
PGE secara aktif melakukan upaya normalisasi dengan memelihara bagian hulu Sungai Air Kotok, dengan mengoperasikan tiga alat berat setiap hari setelah banjir bandang dan tanah longsor itu untuk mengurangi sedimentasi yang mengalir ke Sabo Dam Sungai Air Kotok.
Kegiatan ini dilakukan sesuai permintaan Pemerintah Daerah Kabupaten Lebong dan hingga saat ini PGE masih aktif memberikan dukungannya untuk proses normalisasi hulu sungai tersebut.
“Pengendalian pencemaran dan pencegahan kerusakan lingkungan menjadi prioritas kami dalam
menjalankan perusahaan panas bumi yang berkelanjutan dan patuh pada tata kelola,” ujarnya.
Keseriusan PGE dalam menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalam operasional pemanfaatan sumber daya panas bumi tercermin saat PGE Area Hululais memperoleh Peringkat Pratama untuk Kinerja Bidang Kinerja Penerapan K3 dan Keteknikan Panas Bumi Serta Pengendalian Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan dalam Penghargaan Subroto 2023 oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Sebagai Proyek Strategis Nasional, PGE Hululais berkomitmen untuk menyediakan energi bersih yang terjangkau bagi masyarakat, dan berkomitmen untuk terus memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar,” katanya.
Tidak hanya memberikan energi bersih, PGE Hululais juga menjalankan program CSR untuk memberdayakan masyarakat lokal, di antaranya bantuan sanitasi sekolah. Hal ini dilakukan melalui pembangunan atau renovasi toilet untuk 5 sekolah, di antaranya SDN 40 Lebong, SDN 83 Lebong, SDN 70 Lebong, TK Paud Dharma Wanita, dan MIS 03 GUPPI.
Lalu pelatihan stek kopi kepada 60 petani di wilayah ring 1 proyek Hululais. Teknik ini memungkinkan petani memperoleh bibit kopi berkualitas dengan jumlah banyak dalam waktu singkat, sehingga dapat meningkatkan produktivitas.
Diberitakan sebelumnya, Bukit Belerang yang berada di Kelurahan Taba Anyar, Kecamatan Lebong Selatan, Kabupaten Lebong diduga longsor akibat aktivitas proyek Pertamina Geothermal Energy (PGE) Hulu Lais.
Proyek PGE Hulu Lais dibangun, diharapkan bisa menghasilkan listrik sebesar 55 MW dari dua unit Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).
Bencana alam berupa longsor, terjadi 28 April 2016 berkisar Pukul 4.30 WIB.
Akibat longsor ini, ratusan hektare lahan pertanian masyarkat tertimbun dan juga kolam ikan warga yang terdampak akibat longsor tersebut.