Apakah Benar Rokok Elektrik Lebih Aman dari Rokok Tembakau? Berikut Penjelasannya
Bagi kamu perokok perlu tahu mana yang baik antara rokok temakau dengan rokok elektrik. --
BACA JUGA:Rugikan Negara Rp 1,2 Miliar, 1,8 Juta Batang Rokok Ilegal Dimusnahkan
Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa asap rokok, baik dari rokok elektrik maupun rokok tembakau, memiliki potensi bahaya yang serupa bagi kesehatan, terutama dalam jangka panjang dan pada kelompok rentan seperti ibu hamil dan anak-anak.
4. Penyakit berbahaya yang ditimbulkan
Tidak dapat disangkal bahwa baik rokok elektrik maupun rokok tembakau dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit serius, seperti kanker dan penyakit jantung.
Namun, perlu dicatat bahwa penggunaan rokok elektrik juga telah dikaitkan dengan masalah paru-paru yang disebut EVALI (e-cigarette or vaping product use associated lung injury).
Gangguan ini dapat menyebabkan gejala seperti sesak napas, nyeri dada, batuk, pusing, dan sakit kepala.
BACA JUGA:1,9 Juta Batang Rokok Ilegal Disita
EVALI bahkan telah menyebabkan kematian puluhan orang di Amerika Serikat, terutama pada mereka yang menggunakan rokok elektrik secara berlebihan.
Dengan penjelasan di atas, terlihat bahwa baik rokok elektrik maupun rokok tembakau sama-sama berbahaya, baik dari segi kandungan maupun dampaknya bagi kesehatan.
Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk tidak mencoba rokok elektrik atau rokok tembakau sama sekali.
Bahkan, ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan vape atau rokok elektrik dapat meningkatkan risiko seseorang untuk menjadi perokok tembakau.
BACA JUGA:Bea Cukai Mulai Bidik Peredaran Rokok Illegal
Untuk menjaga kesehatan Anda dan orang-orang di sekitar Anda, sebaiknya hindari rokok, baik itu rokok elektrik maupun rokok tembakau.
Namun, jika Anda sudah merokok dan kesulitan untuk berhenti, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan bantuan dan saran tentang cara berhenti merokok.
Seiring dengan fakta bahwa rokok elektrik adalah teknologi yang relatif baru, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menilai dampak penggunaannya bagi kesehatan secara menyeluruh dalam jangka panjang. (*)