Warisan Suku Rejang yang Hidup! Berikut 4 Budaya Kabupaten Kepahiang
Rumah Adat Bubungan Lima, Kabupaten Kepahiang. Foto: Tangkapan layar youtube Ledoveblis Pentian/ koranrb.id--
Rumah Adat Bubungan Lima adalah simbol arsitektur khas Suku Rejang di Kepahiang.
Dengan atap berlapis lima tingkatan, rumah ini melambangkan strata sosial masyarakat, dari pemimpin hingga rakyat biasa.
Desainnya tidak hanya fungsional, tetapi juga estetis, mencerminkan harmoni antara manusia dan alam.
Batik Diwo, motif batik asli Kepahiang, telah menjadi bagian dari festival budaya.
BACA JUGA:Dari Kerajaan Mandar hingga Provinsi Modern! Menilik Budaya dan Sejarah Sulawesi Barat
Motifnya yang unik sering ditampilkan dalam pakaian dan kain, menunjukkan kreativitas lokal.
Aksara Ulu, sistem tulisan kuno Rejang, juga dilestarikan melalui pendidikan dan acara budaya, membantu generasi muda memahami akar sejarah mereka.
Budaya Kepahiang tidak monolitik, namun dipengaruhi oleh heterogenitas etnis.
Kelompok seperti Melayu, Jawa, Sunda, dan Batak hidup berdampingan, memperkaya kehidupan sosial.
BACA JUGA:Tradisi dan Warisan yang Tak Ternilai! Berikut 4 Budaya Sulawesi Tenggara
Ini menciptakan mozaik budaya yang dinamis, di mana tradisi saling bertukar dan berkembang.
4. Pentingnya Pelestarian Budaya di Era Modern
Di tengah arus globalisasi, pelestarian budaya Kepahiang menjadi krusial.
Upacara seperti Umbung Kutei dan seni seperti Tari Kejei tidak hanya hiburan, tetapi juga alat untuk menjaga identitas.
Dengan heterogenitasnya, Kepahiang menunjukkan bagaimana budaya dapat bersatu dalam keberagaman.