Benarkah Olahraga Menurunkan Risiko Demensia?
Diah Ayu Aguspa Dita, S.Kep, Ns, M.Biomed--
KORANRB.ID - DEMENSIA merupakan penyakit yang berdampak pada penurunan daya ingat dan pola berpikir. Demensia merupakan tantangan global terbesar dalam bidang Kesehatan dan layanan sosial di abad ke-21.
Tipe Demensia yang paling sering terjadi adalah penyakit Alzheimer dan Demensia vaskular. Penyakit Alzheimer merupakan tipe Demensia yang diakibatkan oleh perubahan genetik dan perubahan protein di otak.
BACA JUGA:Donor Darah Natal Oikumene
Sementara, Demensia vaskular merupakan tipe Demensia yang disebabkan oleh gangguan di pembuluh darah otak. Hal yang perlu menjadi perhatian bahwa Demensia berbeda dengan pelupa atau pikun. Pikun merupakan perubahan kemampuan mengingat yang biasa dialami seseorang seiring bertambahnya usia, yang tidak menyebabkan penderita bergantung pada orang lain.
Prevalensi Demensia di Dunia terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2015, diperkirakan sekitar 50 juta orang di seluruh dunia menderita Demensia.
BACA JUGA:Target PAD Turun, Rp 201 Miliar, Bapenda Sorot Piutang PBB-P2 Rp 80 Miliar
Jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat tiga kali lipat menjadi 152 juta orang pada tahun 2050, terutama di negara-negara berkembang. Di Indonesia, diperkirakan sekitar 1,2 juta orang dengan Demensia pada tahun 2015. Jumlah itu diperkirakan akan terus meningkat menjadi sekitar 1,9 juta orang pada tahun 2030 dan mencapai 3,9 juta orang pada tahun 2050.
Peningkatan jumlah penderita Demensia ini akan berdampak pada layanan kesehatan dan sosioekonomi apabila tidak diantisipasi. Saat ini, strategi pengobatan Demensia hanya bertujuan untuk menurunkan gejala yang ditimbulkan saja. Belum ada pengobatan yang efektif untuk pengobatan Demensia. Kondisi ini juga diperberat dengan perubahan patologi otak pada Demensia terjadi jauh sebelum munculnya gejala penyakit seperti penurunan fungsi kognitif. Oleh karena itu, perlu dilakukan strategi pencegahan untuk mengurangi perubahan fungsi kognitif pada Demensia.
BACA JUGA:Tamsil Rp 500 Ribu Perbulan Urung, Zulkarnain: Kita Perjuangkan di APBD-P 2024
Hingga saat ini, belum ada bukti yang cukup kuat terkait penggunaan obat-obatan untuk mencegah penurunan fungsi kognitif. Oleh karena itu, upaya pencegahan difokuskan pada modifikasi risiko Demensia.
Faktor risiko utama kondisi Demensia adalah usia. Akan tetapi terdapat faktor risiko lain yang dapat meningkatkan kejadian Demensia seperti tingkat pendidikan yang lebih rendah, genetik, etnis atau ras, obesitas, diabetes, hipertensi, cedera kepala, dan aktivitas fisik yang rendah atau sedenter.
Aktivitas fisik merupakan semua aktivitas yang menyebabkan pergerakan tubuh. Sementara, olahraga merupakan aktivitas fisik yang direncanakan untuk tujuan tertentu, terstruktur, terukur, dan dilakukan berulang-ulang. Dengan demikian, olahraga merupakan bagian aktivitas fisik.
BACA JUGA:Butuh 1.233 Linmas Untuk 985 TPS
Olahraga mampu meningkatkan derajat Kesehatan dan menurunkan risiko beberapa penyakit seperti penyakit jantung koroner, stroke, diabetes mellitus tipe 2, obesitas, hipertensi, osteoporosis, risiko jatuh pada usia lanjut (lansia) hingga kematian.