Pasar Menanti Inflasi AS dan Keputusan The Fed

Analis pasar modal Hans Kwe. FOTO: IST/RB--

KORANRB.ID – Pelaku pasar keuangan tengah menanti data inflasi Amerika Serikat (AS) dan keputusan The Federal Reserve (The Fed) pekan ini. Jika penurunan inflasi secara tahunan terjadi, ada sentimen positif bagi pasar keuangan global.

Ter masuk pasar saham Indonesia. Sebab, The Fed mungkin bakal menahan suku bunga acuannya. ’’Pekan ini pasar me nantikan data inflasi AS dan ke putusan suku bunga The Fed. Begitu juga BoE (The Bank of England) dan ECB (European Central Bank) yang semua diperkirakan akan tetap menahan tingkat suku bunga,” kata analis pasar modal Hans Kwee, Minggu (10/12).

Pada Jumat (8/10) lalu, laporan data ketenagakerjaan nonfarm payrolls AS menunjukkan penguatan yang tidak terduga. Pada November 2023 naik menjadi 199 ribu pekerjaan. Sedangkan, tingkat pengangguran turun menjadi 3,7 persen dan pertumbuhan upah bulanan terkerek 0,4 persen. 

Angka-angka ketenaga kerjaan itu melampaui perkiraan ADP national employment. Yakni, lapangan kerja hanya naik 180 ribu pekerjaan dan pertumbuhan upah 0,3 persen secara month-to-month (MtM).

BACA JUGA:Debat Pilpres Perdana 120 Menit Dibagi Enam Segmen

’’Data tenaga kerja yang lebih baik telah menurunkan ekspektasi pasar keuangan bahwa The Fed akan melakukan pemotongan suku bunga segera setelah kuartal pertama 2024,” jelas dosen Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Trisakti itu.

Di sisi lain, komoditas minyak juga mengalami tekanan turun. Sebab, banyak pe dagang yang meyakini pasar mengalami kelebihan pasokan akibat kekhawatiran beberapa anggota OPEC + yang mungkin tidak mematuhi komitmen pemotongan produksi.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) berpotensi mempertahankan suku bunga acuan sampai beberapa bulan ke depan. Meskipun, di saat yang sama tentu akan melihat perkembangan kebijakan The Fed. Hanya, sebagian besar analis memproyeksikan suku bunga acuan bakal dipertahankan di 6 persen.

BACA JUGA:Lima Bandar Tertangkap 

’’IHSG berpeluang kon solidasi melemah dengan support di level 7.100 sampai 7.000 dan resistance di 7.200 hingga 7.377,” ungkapnya. 

Pejabat Sementara (Pjs) Sekretaris Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Kaut sar Primadi Nurahmad menyampaikan, perdagangan saham periode 4–8 De sember 2023 ditutup positif. Peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata volume transaksi harian saham. Naik 41,50 persen selama sepekan menjadi 33,14 miliar lembar saham dari 23,42 miliar lembar saham.

Kenaikan 12,56 persen terjadi pada rata-rata frekuensi transaksi harian sa ham selama sepekan menjadi 1.394.975 kali transaksi.(han/c6/dio)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan