"Makanya dalam menjaga kebersihan dengan gerakan 3 M itu harus dilakukan terus-menerus," ungkapnya.
Sejauh ini, wilayah yang membahayakan karena kasus DBD sama seperti minggu-minggu sebelumnya, yakni Lebong, Seluma, dan Bengkulu Selatan dengan posisi terbanyak saat ini.
Untuk mengantisipasi hal itu, pemerintah sudah melakukan persiapan-persiapan di lapangan, salah satunya menyediakan fasilitas kesehatan.
"Di lapangan kita juga selalu meminta masyarakat yang mengalami indikasi panas yang tinggi, segera memeriksakan diri di fasilitas kesehatan yang ada," pungkasnya.
Sebelumnya, Gubernur Bengkulu, Prof. Dr. H. Rohidin Mersyah, MMA., sudah memperingatkan masyarakat Bengkulu untuk tetap waspada terhadap penyebaran penyakit DBD.
Bahkan, pada saat rapat akhir menjelang Idulfitri 2024, dirinya juga sudah meminta Dinas Kesehatan untuk membuat pengumuman terkait dengan wabah DBD ini.
"Kami minta agar Puskesmas memberikan pengumuman kepada masyarakat agr keliling di wilayah kerja masing-masing untuk langkah-langkah pencegahan atau tindakan kalau ada ditemukan kasus DBD," ujar Rohidin.
Ia juga menekankan pentingnya tindakan cepat jika ada kasus DBD yang terdeteksi.
BACA JUGA:Prediksi Pemilihan Caketum Golkar: Airlangga versus 5 Penantang
Untuk itu, setiap Puskesmas tidak boleh diam atas fenomena DBD. Tidak hanya melakukan tindakan pengobatan namun juga pencegahannya.
Seperti melakukan fogging dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
"Jika ditemukan segera lakukan tindakan dengan mendapatkan fasilitas kesehatan," katanya.
Ia mengingatkan kepada seluruh pelayan kesehatan di Bengkulu untuk wajib melayani pasien BPJS.
Hal ini karena Bengkulu telah mencapai Universal Health Coverage (UHC) 99,98 persen.
BACA JUGA:Tempat Usaha Mebel dan Rumah di Kaur Nyaris Ludes Terbakar, Ini Penyebabnya