Paling banyak zikirnya. Paling bagus ngajinya. Paling tebal imannya. Jangan ditanya ibadahnya.
Pasti sebagian kita bepikir, bisa-bisanya perempuan seshalihah itu akhirnya berkeluh kesah? Bahkan sampai berucap mengharap kematian?Hanya karena omongan orang?
Sahabat Mulia, ini menujukkan betapa begitu besarnya pengaruh kalimat tuduhan, nyinyiran dan penghakiman terhadap batin seorang Maryam.
BACA JUGA:Reptil Hidup di Air! Berikut 5 Fakta Unik Ular Air Pelangi, Sering Bikin Kaget Pemancing
Maryam, sang manusia pilihan masih bisa merasakan sakit hati, pilu terhadap pandangan orang.
Bahkan sampai berandai mati saja. Dilupakan orang. Dianggap tak pernah ada.
Daripada harus menghadapi dunia yang tak berpihak padanya.
Maryam, perempuan shalihah yang imannya tak mungkin diragukan itu, bagaimanapun tetap lah hanya manusia biasa.
Manusia, diciptakan Allah dengan fitrah rasa. Punya emosi dalam jiwa.
Keberadaan iman tidak meniadakan gejolak emosi manusia.
Melainkan mengarahkannya untuk mengelola segala rasa dalam taat padaNya.
Tapi sekali lagi, bukan menghilangkan semua emosinya. Inilah bedanya manusia dengan malaikat.
BACA JUGA:Reptil Hidup di Air! Berikut 5 Fakta Unik Ular Air Pelangi, Sering Bikin Kaget Pemancing
Butuh waktu bagi manusia untuk mengelola emosi jiwa dan buncahan rasa. Ada proses yang perlu dilewati, bukan dalam sekejap mata.
Setelah menelaah kisah Maryam, akankah kita terus menilai dan menyimpulkan bahwa perempuan yang depresi itu karena kurang iman?
Justru bisa jadi episode depresi yang mereka alami, adalah cara Allah menaikkan mereka ke derajat yang lebih tinggi. Atas jihad mereka mengelola hati.