Warna hitam sering dikaitkan dengan duka cita atau hal-hal yang negatif, sehingga dianggap tabu untuk dikenakan dalam acara pernikahan yang penuh kebahagiaan.
BACA JUGA:Tak Hanya Ciri Fisik, Ini Negara yang Mirip dengan Indonesia, Bahkan Ada Kemiripan DNA Warganya
Padahal, dalam dunia mode, hitam seringkali dianggap sebagai warna yang elegan dan netral.
Di banyak budaya Barat, misalnya, gaun pengantin hitam mulai menjadi tren sebagai simbol kekuatan dan misteri.
Pada akhirnya, pilihan warna dalam pernikahan lebih bersifat estetika dan preferensi pribadi daripada berdasarkan kepercayaan mistis.
9. Mitos Tentang Hujan pada Hari Pernikahan
Dalam budaya Jawa, hujan pada hari pernikahan dianggap sebagai pertanda baik, melambangkan berkah dan rezeki yang berlimpah.
BACA JUGA:Mantan Kepala SMK IT Al-Malik Dituntut Bayar Uang Pengganti Rp320 Juta
Namun, beberapa mitos juga menyatakan bahwa hujan bisa berarti hambatan atau kesulitan di awal pernikahan.
Untuk menghindari hujan, banyak yang percaya bahwa meletakkan gunting, pisau, atau benda tajam lainnya di bawah tikar tempat upacara pernikahan akan “memotong” hujan.
Fakta menunjukkan bahwa cuaca, termasuk hujan, adalah fenomena alam yang tidak dapat diprediksi dan tidak memiliki kaitan langsung dengan nasib pernikahan.
Persiapan yang matang seperti menyediakan tenda atau memilih venue indoor adalah solusi praktis untuk mengantisipasi hujan.
BACA JUGA:Jauh dari Potensi Gempa, BPBD Ingatkan Kemarau Pajang Melanda
10. Menggunakan Cincin Sebelum Menikah Bernasib Buruk
Cincin kawin dianggap sebagai simbol ikatan suci dalam pernikahan, dan ada mitos yang mengatakan bahwa mengenakannya sebelum resmi menikah bisa membawa nasib buruk.
Mitos ini mungkin timbul dari kepercayaan bahwa segala sesuatu memiliki waktunya, dan segala bentuk ritual atau simbol yang berkaitan dengan pernikahan sebaiknya dilakukan pada waktu yang telah ditentukan, seperti pada saat akad atau upacara.