Fenomena ini telah menarik minat wisatawan karena keunikan dan keindahannya. Wisatawan sering kali terkesima melihat bagaimana pelayan Nasi Padang dengan cekatan melempar piring-piring berisi makanan tanpa ada yang tumpah atau pecah.
Tradisi ini bahkan telah menjadi salah satu daya tarik budaya yang membantu mempromosikan warung Nasi Padang ke panggung internasional.
Meski _manantiang piriang_ tetap eksis hingga saat ini, ada beberapa tantangan yang dihadapi dalam menjaga kelestarian tradisi ini.
Seiring dengan modernisasi dan berkembangnya teknologi, banyak warung Nasi Padang yang mulai beralih menggunakan cara-cara yang lebih praktis, seperti nampan atau sistem penyajian prasmanan.
Hal ini dikhawatirkan dapat mengurangi minat generasi muda untuk mempelajari dan melestarikan tradisi _manantiang piriang_.
Namun, beberapa warung Nasi Padang tradisional di Sumatera Barat masih berkomitmen untuk mempertahankan tradisi ini. Mereka terus melatih para pelayan baru agar terampil dalam melakukan _manantiang piriang_, sekaligus menjaga agar warisan budaya ini tetap hidup di tengah perubahan zaman.
Fenomena _manantiang piriang_ di warung Nasi Padang merupakan tradisi unik yang mencerminkan kekayaan budaya Minangkabau.
Tradisi ini tidak hanya berfungsi sebagai cara penyajian makanan yang efisien, tetapi juga sebagai simbol keterampilan, dedikasi, dan semangat kerja keras masyarakat Minangkabau.
Meskipun menghadapi tantangan di era modern, _manantiang piriang_ tetap menjadi salah satu daya tarik budaya yang layak untuk dipertahankan dan dilestarikan.